Menurut saya,
ada banyak hal di dunia ini yang bisa kita analogikan ke suatu hal yang
lainnya. Misal nya sholat yang dianalogikan dengan mandi pada tulisan saya yang
sebelumnya..
Dan kali ini
saya akan mengajak teman-teman melihat perkara mengenai rezeki atau konsep
rezeki versi mahasiswa karena saat ini saya masih berstatuskan mahasiswa, lebih
tepatnya mahasiswa tingkat akhir alias senioooorrr.. heheh
Well, kita
semua tahu bahwa Allah sudah menjamin rezeki kita dari sejak kita lahir sampai
kita mati nanti.. Urusan rezeki kita sudah diatur oleh Allah..
Tapi, apakah
karena sudah dijamin dan sudah diatur lantas kita tidak perlu bertindak apa-apa
lagi?
Mari kita lihat
bagaimana konsep rezeki versi mahasiswa..
Setiap dosen
pasti menjamin ilmu yang mereka ajarkan ke seluruh mahasiswa yang memilih kelas
dosen tersebut. Tetapi pada akhirnya kenapa porsi ilmu yang didapat masing2
mahasiswa berbeda?
Kualitas ilmu
dan jumlah ilmu yang didapat mahasiswa yang duduk di depan dengan yang duduk di
belakang tentu akan berbeda, karena menurut pengalaman mahasiswa yang duduk di
belakang cenderung lebih sibuk ngobrol dengan teman nya dan tidak memperhatikan
dosen..
Kualitas ilmu dan
jumlah ilmu yang didapat mahasiswa yang datang lebih awal dengan mahasiswa yang
dating terlambat tentu berbeda.. Karena jelas mahasiswa yang terlambat akan
tertinggal beberapa materi ..
Kualitas ilmu
yang didapat mahasiswa yang memilih focus di kelas dengan mahasiswa yang sering
keluar masuk kelas untuk makan tentu juga akan berbeda..
Kalopun
mahasiswa itu sama-sama terlambat, tentu kualitas ilmu dan jumlah ilmu yang
didapat mereka akan berbeda jika yang satu langsung berusaha mengejar materi
yang tertinggal dengan meminjam catatan teman yang lain sedangkan mahasiswa
yang satu malah tidak terlalu peduli dengan ketertinggalan materi..
Walaupun
terlihat sepele, kualitas ilmu dan jumlah ilmu yang didapat oleh mahasiswa yang
mencatat dengan mahasiswa yang mencatat tentu akan berbeda.. Lagi pula Imam
Syafii pernah mengatakan yang kurang labih “ilmu
itu ibarat hewan buruan, maka ikatlah hewan buruan itu.. Dan cara mengikat ilmu
itu adlah dengan menuliskannya..”
Lalu apalagi?
Nilai yang didapat antara mahasiswa yang mempersiapkan ujian dengan mahasiswa
yang memilih ‘pasrah’ dengan nilai tentu saja berbeda.. Walaupun faktanya, sedikit
banyak nilai bias diatur oleh mahasiswa dengan cara ‘belajar dan berdiskusi’
pada saat ujian berlangsung.. Heheh..
Jadi apa
kesimpulannya? Kesimpulannya adalah kualitas dan kuantitas ilmu akan
dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas usaha.. Dosen menjamin mahasiswa atas
ilmu nya, karena memang pada dasarnya setiap dosen akan mengajarkan ilmu mereka
ke seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang mereka ajarkan..
Tetapi untuk
kualitas dan kuantitas ilmu, mahasiswa lah yang menjamin. Mahasiswa yang berusaha
lebih keras tentu akan mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan berkualitas
disbanding mahasiswa yang bermalas-malasan..
Begitu juga
dengan rezeki, kita tidak pantas berkata bahwa Allah itu tidak adil karena
membedakan porsi rezeki masing-masing..
Kita harus
membuka mata kita lebih lebar lagi soal rezeki, memang benar bahwa Allah sudah
menjamin rezeki, urusan rezeki itu urusan Allah, Allah sudah mengatur rezeki
hamba-Nya.. Tapi kita harus sadar, yang menjamin bahwa kita akan mendapatkan
rezeki yang banyak dan berkah itu kembali ke usaha kita masing—masing..
Kita harus
ingat bahwa Allah itu Maha Adil, dan kita harus ingat bahwa adil itu bukan
seimbang, bukan 50:50 tetapi adil itu adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan
tempatnya.. Karena Allah itu Maha Adil, tentu Dia akan memberikan reward yang lebih banyak untuk mereka yang berusaha lebih keras dibanding dengan mereka
yang memilih pasrah dengan arti yang salah..
Dengan kata
lain, yang menjamin rezeki manusia itu Allah, tetapi yang menjamin kualitas dan
kuantitas rezeki itu ya kita sendiri..
well, akhir kata, tentu tulisan ini masih banyak kekurangannya, tapi semoga kita bisa memetik sedikit manfaat darinya..
Sekian dulu ya, wassalam..
well, akhir kata, tentu tulisan ini masih banyak kekurangannya, tapi semoga kita bisa memetik sedikit manfaat darinya..
Sekian dulu ya, wassalam..
No comments:
Post a Comment