Sunday 3 March 2013

Rezeki Versi Mahasiswa


Menurut saya, ada banyak hal di dunia ini yang bisa kita analogikan ke suatu hal yang lainnya. Misal nya sholat yang dianalogikan dengan mandi pada tulisan saya yang sebelumnya..
Dan kali ini saya akan mengajak teman-teman melihat perkara mengenai rezeki atau konsep rezeki versi mahasiswa karena saat ini saya masih berstatuskan mahasiswa, lebih tepatnya mahasiswa tingkat akhir alias senioooorrr.. heheh
Well, kita semua tahu bahwa Allah sudah menjamin rezeki kita dari sejak kita lahir sampai kita mati nanti.. Urusan rezeki kita sudah diatur oleh Allah..
Tapi, apakah karena sudah dijamin dan sudah diatur lantas kita tidak perlu bertindak apa-apa lagi?
Mari kita lihat bagaimana konsep rezeki versi mahasiswa..
Setiap dosen pasti menjamin ilmu yang mereka ajarkan ke seluruh mahasiswa yang memilih kelas dosen tersebut. Tetapi pada akhirnya kenapa porsi ilmu yang didapat masing2 mahasiswa berbeda?
Kualitas ilmu dan jumlah ilmu yang didapat mahasiswa yang duduk di depan dengan yang duduk di belakang tentu akan berbeda, karena menurut pengalaman mahasiswa yang duduk di belakang cenderung lebih sibuk ngobrol dengan teman nya dan tidak memperhatikan dosen..
Kualitas ilmu dan jumlah ilmu yang didapat mahasiswa yang datang lebih awal dengan mahasiswa yang dating terlambat tentu berbeda.. Karena jelas mahasiswa yang terlambat akan tertinggal beberapa materi ..
Kualitas ilmu yang didapat mahasiswa yang memilih focus di kelas dengan mahasiswa yang sering keluar masuk kelas untuk makan tentu juga akan berbeda..
Kalopun mahasiswa itu sama-sama terlambat, tentu kualitas ilmu dan jumlah ilmu yang didapat mereka akan berbeda jika yang satu langsung berusaha mengejar materi yang tertinggal dengan meminjam catatan teman yang lain sedangkan mahasiswa yang satu malah tidak terlalu peduli dengan ketertinggalan materi..
Walaupun terlihat sepele, kualitas ilmu dan jumlah ilmu yang didapat oleh mahasiswa yang mencatat dengan mahasiswa yang mencatat tentu akan berbeda.. Lagi pula Imam Syafii pernah mengatakan yang kurang labih “ilmu itu ibarat hewan buruan, maka ikatlah hewan buruan itu.. Dan cara mengikat ilmu itu adlah dengan menuliskannya..”
Lalu apalagi? Nilai yang didapat antara mahasiswa yang mempersiapkan ujian dengan mahasiswa yang memilih ‘pasrah’ dengan nilai tentu saja berbeda.. Walaupun faktanya, sedikit banyak nilai bias diatur oleh mahasiswa dengan cara ‘belajar dan berdiskusi’ pada saat ujian berlangsung.. Heheh..
Jadi apa kesimpulannya? Kesimpulannya adalah kualitas dan kuantitas ilmu akan dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas usaha.. Dosen menjamin mahasiswa atas ilmu nya, karena memang pada dasarnya setiap dosen akan mengajarkan ilmu mereka ke seluruh mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang mereka ajarkan..
Tetapi untuk kualitas dan kuantitas ilmu, mahasiswa lah yang menjamin. Mahasiswa yang berusaha lebih keras tentu akan mendapatkan ilmu yang lebih banyak dan berkualitas disbanding mahasiswa yang bermalas-malasan..
Begitu juga dengan rezeki, kita tidak pantas berkata bahwa Allah itu tidak adil karena membedakan porsi rezeki masing-masing..
Kita harus membuka mata kita lebih lebar lagi soal rezeki, memang benar bahwa Allah sudah menjamin rezeki, urusan rezeki itu urusan Allah, Allah sudah mengatur rezeki hamba-Nya.. Tapi kita harus sadar, yang menjamin bahwa kita akan mendapatkan rezeki yang banyak dan berkah itu kembali ke usaha kita masing—masing..
Kita harus ingat bahwa Allah itu Maha Adil, dan kita harus ingat bahwa adil itu bukan seimbang, bukan 50:50 tetapi adil itu adalah menempatkan sesuatu sesuai dengan tempatnya.. Karena Allah itu Maha Adil, tentu Dia akan memberikan reward yang lebih banyak untuk mereka yang berusaha lebih keras dibanding dengan mereka yang memilih pasrah dengan arti yang salah..
Dengan kata lain, yang menjamin rezeki manusia itu Allah, tetapi yang menjamin kualitas dan kuantitas rezeki itu ya kita sendiri..

well, akhir kata, tentu tulisan ini masih banyak kekurangannya, tapi semoga kita bisa memetik sedikit manfaat darinya..

Sekian dulu ya, wassalam..

No comments:

Post a Comment