Saturday 13 July 2013

Amalan vs Amalan (edited)

Assalamualaikum
Saya baru teringat, beberapa waktu yang lalu saya mendapat pertanyaan dari kawan seangkatan saya di kuliah yang sudah duluan sarjana. Pertanyaan kawan saya ini berkaitan dengan perasaan yang hampir dialami oleh mereka yang berpredikat fresh graduate, yaitu perasaan khawatir karena belum dapat pekerjaan.

Mungkin karena sudah lumayan lama menganggur, kawan saya bertanya “amalan apa yang bisa diamalkan biar bisa cepat dapat kerjaan?”. Ketika mendapat pertanyaan seperti itu, saya sebenarnya juga bingung mau kasih jawaban dan saran apa, soalnya saya sendiri juga belum lulus dari kuliah haha. Jadinya saran saya hanya “doa terus sama Allah, minta apa saja yang kita mau, kalo soal amalan saya ga bisa kasih amalan, soalnya saya bukan orang yang terikat dengan amalan-amalan tertentu”. Jawaban yang standard. 

Tapi sekitar sebulan setelah saya dapat pertanyaan dari kawan saya, saya baru ngeh kalo ada jawaban yang jauh lebih standard tapi jauh lebih bisa ‘diterima’ akal dari jawaban yang saya sarankan ke kawan saya, yaitu melamar pekerjaan. Ya, amalan yang bisa diamalkan biar cepat dapat pekerjaan adalah melamar pekerjaan. Jadi saran saya biar kawan saya juga terus berdoa tidak bisa diterima akal? | I don’t say so. Let’s make it clear..

Jadi begini, mungkin karena pengaruh kultur, kita yang di Indonesia erat sekali dengan yang namanya ritual atau amalan. Jadinya setiap kali ada keinginan atau usaha kita sedang mentok, balik-baliknya ke amalan atau ritual tertentu dan lupa dengan amalan yang lain. Amalan atau ritual tertentu itu bisa jadi seperti membaca surat-surat tertentu, mengamalkan dzikir-dzikir tertentu, dll. Akibatnya pertanyaan yang sering keluar dari mulut kita adalah “ustadz, surat apa yah yang mesti dibaca agar usaha saya lancar?” atau “kiyai, dzikir apa yah biar saya bisa lulus ujian?”.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan membaca surat-surat di al-Quran atau mengamalkan dzikir-dzikir tertentu, yang salah adalah ketika kita hanya fokus ke amalan-amalan tersebut lalu lupa dengan amalan-amalan lainnya. Amalan lain yang saya maksud adalah seperti belajar, melamar pekerjaan, meningkatkan kompetensi, browsing informasi di internet, dll. Baiklah biar lebih mudah kita generalkan ‘amalan tertentu’ ini dengan berdoa (kepada Allah) dan ‘amalan lain’ ini dengan bekerja.

Nah sekarang mana yang lebih penting, ‘amalan tertentu’ atau ‘amalan lain’? Berdoa  atau berkerja? Pilihan yang cukup sulit. Jauh lebih mudah untuk memilih mana yang lebih diutamakan, berbakti pada ibu atau ayah, atau memilih tempat tinggal mana yang lebih baik, dunia atau akhirat.

 sumber gambar: fachrie230389.wordpress.com

Baiklah, kita bahas satu-satu. Yang pertama bekerja alias ‘amalan lain’. Bisakah kita mendapatkan hasil jika yang kita lakukan hanya bekerja tanpa berdoa? Bisakah kita kaya jika yang kita lakukan hanya terus bekerja tanpa berdoa? BISA! Alasannya? Alasannya adalah karena Allah Maha Pengasih (ar-Rahman). Dengan sifat ar-Rahman-Nya itulah Allah memberikan rahmat-Nya kepada seluruh isi di bumi ini. Dengan ar-Rahman-Nya lah hukum alam berlaku, seseorang akan mendapatkan hasil sesuai yang diusahakannya, tidak melihat apakah dia beriman pada Allah atau tidak, selama dia ulet dan tekun, hasil yang maksimal bisa diraih. You’ll get what you give.

Tapi, jika yang kita lakukan hanya sekedar bekerja tanpa berdoa dan minta ridho-Nya, ya yang kita dapatkan hanya sebatas nikmat duniawi, minus keberkahan dan kebaikan akhirat. Wallahu a’lam.

Lalu, bagaimana dengan berdoa? Berbeda dengan bekerja yang bisa ‘berdiri sendiri’, selain dengan berdoa, kita juga mesti mengiringinya dengan ikhtiar atau bekerja. Urusan rezeki dkk memang di tangan Allah, tapi kita tetap butuh untuk menjemput rezeki dengan bekerja.

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS. al-Jumuah: 10)

Jadi berdoa tanpa bekerja itu ibarat n x 0, mau seberapa banyaknya doa kalo ikhtiar 0 hasilnya tetap nihil, contohnya 10000000 x 0 = 0

Jadi menurut saya, bekerja  (amalan lain) dengan berdoa (amalan  tertentu) saling berhubungan. Kita membutuhkan keduanya.

Walaupun kehidupan di akhirat lebih baik dari dunia, kita tetap butuh beramal di dunia alias bekerja karena mau bagaimanapun, kualitas kehidupan kita di akhirat juga ditentukan dari kualitas aktivitas kita di dunia.

Jadi kalo ada pertanyaan “amalan apa yang bisa diamalkan biar bisa cepat dapat kerjaan?” jawabannya ya MELAMAR PEKERJAAN. “amalan apa yang mesti diamalkan  biar bisa lulus ujian?” jawabannya ya BELAJAR. “amalan apa yang harus  dikerjakan  biar bisa cepat dapat jodoh?” jawabannya KELUAR, JODOHNYA DICARI. “amalan apa yang bisa diamalkan biar sembuh dari penyakit keras?” jawabannya BEROBAT atau “amalan apa yang bisa memperbaiku nasib kita?” jawabannya ya BERUBAH, bukan jadi Power Rangers tapi berubah dari individu yang jauh lebih baik.

Begitu simple amalan yang bisa kita lakukan, tapi beneran, berdasarkan cerita-cerita dari mereka yang sudah ‘senior’ langkah kita akan jadi lebih mudah dan insyaAllah berkah jika amalan-amalan itu juga kita iringi dengan amalan-amalan yang mendekatkan kita dengan Allah, contoh simplenya berdoa sehingga setiap langkah kita mendapat bimbingan-Nya.

1000000 doa x 0 usaha = 0 hasil dana walaupun hanya dengan usaha tanpa doa kita tetap mendapatkan hasil, tapi  0 doa x 1000000 usaha = 0 berkah. Wallahu a’lam

Pada akhirnya, amalan apa yang akan kita amalkan semua tergantung pada apa yang ingin kita cari dan raih.

Sekian dulu, walaupun  tulisan kali ini masih banyak kesalahan dan ke-sok tahu-an tapi semoga kita bisa mengambil manfaat darinya. Wassalam :)


1 comment: