Assalamualaikum
Saya baru teringat, beberapa waktu yang
lalu saya mendapat pertanyaan dari kawan seangkatan saya di kuliah yang sudah
duluan sarjana. Pertanyaan kawan saya ini berkaitan dengan perasaan yang hampir
dialami oleh mereka yang berpredikat fresh graduate, yaitu perasaan khawatir
karena belum dapat pekerjaan.
Mungkin karena sudah lumayan lama
menganggur, kawan saya bertanya “amalan
apa yang bisa diamalkan biar bisa cepat dapat kerjaan?”. Ketika mendapat
pertanyaan seperti itu, saya sebenarnya juga bingung mau kasih jawaban dan
saran apa, soalnya saya sendiri juga belum lulus dari kuliah haha. Jadinya saran
saya hanya “doa terus sama Allah, minta
apa saja yang kita mau, kalo soal amalan saya ga bisa kasih amalan, soalnya
saya bukan orang yang terikat dengan amalan-amalan tertentu”. Jawaban yang
standard.
Tapi sekitar sebulan setelah saya dapat
pertanyaan dari kawan saya, saya baru ngeh
kalo ada jawaban yang jauh lebih standard tapi jauh lebih bisa ‘diterima’ akal
dari jawaban yang saya sarankan ke kawan saya, yaitu melamar pekerjaan. Ya, amalan yang bisa diamalkan biar cepat dapat
pekerjaan adalah melamar pekerjaan.
Jadi saran saya biar kawan saya juga terus berdoa tidak bisa diterima akal? | I don’t say so. Let’s make it clear..
Jadi begini, mungkin karena pengaruh
kultur, kita yang di Indonesia erat sekali dengan yang namanya ritual atau
amalan. Jadinya setiap kali ada keinginan atau usaha kita sedang mentok,
balik-baliknya ke amalan atau ritual tertentu dan lupa dengan amalan yang lain.
Amalan atau ritual tertentu itu bisa jadi seperti membaca surat-surat tertentu,
mengamalkan dzikir-dzikir tertentu, dll. Akibatnya pertanyaan yang sering
keluar dari mulut kita adalah “ustadz,
surat apa yah yang mesti dibaca agar usaha saya lancar?” atau “kiyai, dzikir apa yah biar saya bisa lulus
ujian?”.
Sebenarnya tidak ada yang salah dengan
membaca surat-surat di al-Quran atau mengamalkan dzikir-dzikir tertentu, yang
salah adalah ketika kita hanya fokus ke amalan-amalan tersebut lalu lupa dengan
amalan-amalan lainnya. Amalan lain yang saya maksud adalah seperti belajar, melamar
pekerjaan, meningkatkan kompetensi, browsing informasi di internet, dll. Baiklah
biar lebih mudah kita generalkan ‘amalan tertentu’ ini dengan berdoa (kepada
Allah) dan ‘amalan lain’ ini dengan bekerja.
Nah sekarang mana yang lebih penting, ‘amalan
tertentu’ atau ‘amalan lain’? Berdoa atau berkerja? Pilihan yang cukup sulit. Jauh
lebih mudah untuk memilih mana yang lebih diutamakan, berbakti pada ibu atau
ayah, atau memilih tempat tinggal mana yang lebih baik, dunia atau akhirat.
sumber gambar: fachrie230389.wordpress.com
Baiklah, kita bahas satu-satu. Yang
pertama bekerja alias ‘amalan lain’. Bisakah kita mendapatkan hasil jika yang
kita lakukan hanya bekerja tanpa berdoa? Bisakah kita kaya jika yang kita
lakukan hanya terus bekerja tanpa berdoa? BISA! Alasannya? Alasannya adalah
karena Allah Maha Pengasih (ar-Rahman). Dengan sifat ar-Rahman-Nya itulah Allah
memberikan rahmat-Nya kepada seluruh isi di bumi ini. Dengan ar-Rahman-Nya lah
hukum alam berlaku, seseorang akan mendapatkan hasil sesuai yang diusahakannya,
tidak melihat apakah dia beriman pada Allah atau tidak, selama dia ulet dan
tekun, hasil yang maksimal bisa diraih. You’ll
get what you give.
Tapi, jika yang kita lakukan hanya
sekedar bekerja tanpa berdoa dan minta ridho-Nya, ya yang kita dapatkan hanya
sebatas nikmat duniawi, minus keberkahan dan kebaikan akhirat. Wallahu a’lam.
Lalu, bagaimana dengan berdoa? Berbeda
dengan bekerja yang bisa ‘berdiri sendiri’, selain dengan berdoa, kita juga
mesti mengiringinya dengan ikhtiar atau bekerja. Urusan rezeki dkk memang di
tangan Allah, tapi kita tetap butuh untuk menjemput rezeki dengan bekerja.
“Apabila
telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS.
al-Jumuah: 10)
Jadi berdoa tanpa bekerja itu ibarat n x
0, mau seberapa banyaknya doa kalo ikhtiar 0 hasilnya tetap nihil, contohnya 10000000
x 0 = 0
Jadi menurut saya, bekerja (amalan lain) dengan berdoa (amalan tertentu) saling berhubungan. Kita membutuhkan
keduanya.
Walaupun kehidupan di akhirat lebih baik
dari dunia, kita tetap butuh beramal di dunia alias bekerja karena mau
bagaimanapun, kualitas kehidupan kita di akhirat juga ditentukan dari kualitas aktivitas
kita di dunia.
Jadi kalo ada pertanyaan “amalan apa yang bisa diamalkan biar bisa
cepat dapat kerjaan?” jawabannya ya MELAMAR PEKERJAAN. “amalan apa yang mesti diamalkan biar bisa lulus ujian?” jawabannya ya
BELAJAR. “amalan apa yang harus dikerjakan biar bisa cepat dapat jodoh?” jawabannya
KELUAR, JODOHNYA DICARI. “amalan apa yang
bisa diamalkan biar sembuh dari penyakit keras?” jawabannya BEROBAT atau “amalan apa yang bisa memperbaiku nasib kita?”
jawabannya ya BERUBAH, bukan jadi Power Rangers tapi berubah dari individu yang
jauh lebih baik.
Begitu simple amalan yang bisa kita lakukan, tapi beneran, berdasarkan cerita-cerita dari mereka yang sudah ‘senior’
langkah kita akan jadi lebih mudah dan insyaAllah berkah jika amalan-amalan itu
juga kita iringi dengan amalan-amalan yang mendekatkan kita dengan Allah, contoh
simplenya berdoa sehingga setiap langkah kita mendapat bimbingan-Nya.
1000000 doa x 0 usaha = 0 hasil dana
walaupun hanya dengan usaha tanpa doa kita tetap mendapatkan hasil, tapi 0 doa x 1000000 usaha = 0 berkah. Wallahu a’lam
Pada akhirnya, amalan apa yang akan kita
amalkan semua tergantung pada apa yang ingin kita cari dan raih.
Sekian dulu, walaupun tulisan kali ini masih banyak kesalahan dan
ke-sok tahu-an tapi semoga kita bisa mengambil manfaat darinya. Wassalam :)
bener banget, kalo mau lulus ya amalannya belajar
ReplyDelete