Friday 26 April 2013

Kuis dan Kematian



Assalamualaikum,
Alhamdulillah akhirnya weekend kali ini diberi kesempatan buat nulis.
Sering kita kaget, orang yang beberapa waktu lalu ngobrol dengan kita, bercanda dengan kita dan dalam kondisi yang sehat, tiba-tiba kita mendapatkan kabar bahwa dia telah meninggal. Sering kita kaget dikarenakan kabar duka meninggalnya teman kita yang jelas umurnya muda sekali. Sering kita dikagetkan kabar duka pada saat kuliah bahwa dosen di kampus kita yang terkenal humoris tahu-tahu sudah dipanggil oleh-Nya. Ya, seringkali kita dikagetkan dengan kabar duka yang tidak pernah kita sangka sebelumnya. Kadang malah yang dipanggil duluan oleh Allah adalah orang-orang yang sehat, yang masih sangat muda, dll.
Kematian itu pasti akan datang. Setiap yang bernyawa sudah ditetapkan oleh Allah akan mati. Yang tidak pasti itu adalah kapan ajal akan menjemput kita.
"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surg, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (QS.Al Imran:185).


sumber gambar: assunnahfm.com 
Well, ngomong-ngomong tentang ajal atau kematian. Sebagai makhluk Allah yang masih berstatuskan mahasiswa, saya akan menganalogikannya dengan kuis. Disetiap perkuliahan, biasanya dosen akan memberikan kuis kepada mahasiswanya sebagai salahsatu penilaian mereka. Biasanya kuis ini biasanya dibagi menjadi dua, yaitu kuis yang memang sudah ditetapkan jadwalnya oleh dosen, dan yang kedua adalah kuis yang jadwalnya dirahasiakan oleh dosen atau yang bersifat mendadak.
Pernah mendapat kalimat seperti ini dari dosen: “..Sebagai salahsatu penilaian untuk kalian di semester ini, saya juga akan memberikan kalian kuis. Yang jelas silahkan kalian persiapkan diri kalian masing-masing karena saya tidak akan memberi tahu jadwalnya kapan, bisa minggu depan, bisa sebelum UTS, dsb..
Setiap mahasiswa, saya yakin pasti pernah bertemu dengan dosen yang suka memberikan kuis mendadak. Tapi tanpa kita sadari, kita bisa belajar dari kondisi ini. Kuis mendadak mengajarkan kita untuk mempersiapkan diri atas untuk sesuatu hal yang tidak pasti, salahsatunya adalah perihal kematian.
Kuis yang tidak pasti, setidaknya dapat ‘memaksakan’ kita untuk belajar. Bukan semata-mata untuk sekedar menambah ilmu, tetapi juga agar ketika kuis tersebut dilaksanakan kapan pun itu, kita yang mahasiswa dapat menghadapinya dengan senyum karena jauh-jauh hari sebelum kuis dilaksnakan kita sudah mempersiapkannya. Istilahnya begini “..belajarlah kamu seolah-olah kuis akan dilaksanakan esok hari..”. Jika bekal kita sudah siap, tentu  kita bisa menghadapi kuis itu, sehingga akan berpengaruh baik terhadap nilai kita di akhis semester.
Berbeda kalo kita menyikapinya dengan santai. Semakin sering kita yakin bahwa kuis tidak akan dilaksanakan dalam waktu dekat, semakin lengah kita. Sehingga ketika kuis dilaksanakan tiba-tiba kita hanya akan bisa menyesal karena tidak ada persiapan satu pun yang kita lakukan. Dan tentunya karena kita tidak melakukan persiapan apapun untuk menghadapi kuis, akibatnya kita tidak bisa menjawab satu pun soal, dan tentunya akan berpengaruh buruk untuk nilai kita diakhir semester.
Bagitu juga dengan kematian, tidak ada satupun manusia yang tahu kapan ajal mereka akan datang. Allah hanya memberi tahu kita, bahwa yang bernyawa pasti akan mengahadapi kematian, tapi jadwal kematiannya ‘dijual terpisah’. Yang bisa kita lakukan hanya menyiapkan bekal untuk terus berbuat baik sembari meminimalisir dan menghilangkan kebiasaan yang buruk.
Kita tidak bisa berbuat apa-apa soal kematian kecuali hanya menyiapkan bekal. Apakah tidak takut ketika kematian itu datang, ternyata bekal kita belum siap dibawa atau yang lebih parah kita belum melakukan apapun untuk menyiapkan bekal? Semakin sadar kita bahwa kematian itu tidak pasti jadwalnya, semestinya semakin banyak pula bekal yang kita siapkan.
Namun semakin kta mengagap kematian tidak akan dalam waktu dekat, tentu akan membuat kita lengah sehingga ketika ternya ta kematian itu datang kita hanya bisa menyesal karena nol bekal. Mungkin untuk kuis kita bisa mengajukan remidial kepada dosen, tapi apakah kita bisa mengajukan reinkarnasi kepada Allah?
Rasulullah SAW bersabda: “Taubatnya seorang hamba dapat diterima selama napasnya belum sampai di ujung tenggorokan..”
Semoga mulai dari sekarang kita bisa menyiapkan bekal mumpung kita masih bernafas, mumpung nafas belum sampai di ujung tenggorokan kita. Karena tentu apalagi yang bisa kita perbuat bila lembar pertanyaan dan lembar jawaban dibagikan, kecuali menjawab semua psoal atau menyesal karena sudah tidak ada waktu lagi untuk belajar.
Rasulullah SAW  bersabda “Bekerjalah untuk kehidupan duniamu, seolah-olah kamu akan hidup selamanya. Bekerjalah untuk kehidupan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok” (HR. Ibnu Asaakir).
Wassalam :)