Monday 10 June 2013

HARI SIAL

Assalamualaikum,
Alhamdulillah, akhirnya kita bisa sharing lagi kali ini :)
Sebelum kita mulai, mari kita simak hadits berikut;

Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridlainya- beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin sebagaimana perintah kepada para Rasul. 

Baiklah. satu poin yang mau saya ambil dari hadits diatas adalah "..sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali kebaikan.."

Kenapa saya mengambil poin tersebut? Karena dari poin tersebut kita dapat memahami bahwa Allah itu Maha Baik, sehingga apapun yang Dia berikan kepada kita pastilah penuh dengan kebaikan.

Tapi sayangnya, dalam realita kehidupan ini, kita juga tidak bisa begitu jauh dari yang namanya kesialan, bahkan ada istilah HARI SIAL.
Pertanyaanya, apakah Hari Sial itu memang ada?

Kalau pun ada, lalu apa yang menyebabkan hari sial itu? Ujian? Oke, jawaban tersebut bisa diterima. ‘Sial’ yang kita dapat itu berupa ujian dari-Nya.
Lalu, apakah kesialan itu murni semata-semata dari-Nya?
Kalau begitu, apakah masing-masing manusia sudah ditakdirkan akan mendapatkan hari sial masing-masing?

Baiklah, sebelum kita menyimpulkan terlalu jauh, saya punya kisah nyata tentang Hari Sial yang dialami oleh si Saya (nama samaran), 2 kesialan hanya dalam kurun waktu 2 jam.

Kesialan 1
Saat itu hari Jum’at, H-1 sebelum deadline pengumpulan paper. Karena si Saya tidak bisa mengumpulkan paper di Sabtu esok harinya, maka si Saya memutuskan untuk mengumpulkan paper pada Jum’at malamnya ketika kelas berlangsung.

Akhirnya, pada hari itu juga si Saya mulai menyiapkan paper sehingga malamnya paper tersebut bisa langsung dikumpulkan. Ba’da sholat Jum’at, si Saya mulai mengerjakan paper tersebut. Sebetulnya tidak begitu banyak hal-hal yang mesti dikerjakan karena sebelumnya paper tersebut sudah dikonsultasikan dan hanya perlu direvisi sedikit.

Karena paper tersebut hanya memerlukan sedikit finishing touch, akhirnya sekitar jam setengah 4 paper tersebut beres. Lanjut diprint 4 rangkap dan kemudian dijilid. Dalam tempo sekitar 3 jam akhirnya paper tersebut benar-benar beres dan siap dikumpulkan.

Dan akhirnya kesialan itu datang. Ketika paper tersebut (nampak) siap untuk dikumpulkan, ternyata keempat rangkap paper yang (nampak) siap untuk dikumpulkan itu musti dibongkar karena setelah diperiksa, si Saya lupa melampirkan lembar Daftar Pustaka dan kesalahan penulisan di bagian cover, 6 yang dalam angka romawi mestinya VI ternyata ‘menampakan diri’ dalam wujud IV, tampak simpel memang, tapi karena kesalahan penulisan di bagian cover tentu akan berakibat fatal.

Mau tidak mau karena paper tersebut memang penting, maka paper yang sudah rapi dan (nampak) siap dikumpulkan mesti dibongkar untuk mengganti cover dan menambahkan lembar daftar pustaka.

Rugi biaya karena mesti keluar biaya 2x dan rugi waktu karena pada akhirnya paper tersebut masih akan dikumpulkan hari Sabtu esok harinya.

Kesialan 2
Masih di hari itu juga pada malam saat kelas berlangsung dan sekitar satu jam setelah kesialan pertama si Saya meminjam Ipad kawannya untuk bermain game (dan dalam keadaan kelas berlangsung).

Sekitar 15 menit nge-game, kondisi masih dalam keadaan aman karena belum ketahuan oleh sang dosen di kelas tersebut dan juga didukung situasi dimana dosen tersebut sedang meniggalkan kelas sebentar. Karena tahu dosen tersebut memang sedang di luar kelas, si Saya dengan santai masih melanjutkan nge-game.

Dan akhirnya kesialan yang kedua datang, tanpa sadar ternyata sang dosen sudah memperhatikan si Saya lalu tanpa ampun Ipad tersebut disita oleh bu dosen dan SIAL nya lagi Ipad tersebut mesti diambil di pertemuan berikutnya. Oke kalo Ipad tersebut milik si Saya, sialnya Ipad yang disita itu milik kawan si Saya.

Well, begitulah kira-kira cerita dua kesialan yang yang dialami oleh si Saya dalam kurun waktu yang sangat singkat, yaitu 2 jam!

Dan kesimpulannya...........

Pertama-tama, mari kita menggunakan sedikit potensi otak kita untuk berfikir. Apakah mugnkin kesialan itu datang dari Allah padahal secara logika, Allah itu mutlak kebaikannya, Dialah Sang Maha Baik. Kalau begitu logikanya, berarti ada faktor lain yang menyebabkan Hari Sial itu datang.

Yap, faktor lain itu adalah karena tingkah kita sendiri. Kesialan atau Hari Sial itu datang karena diawali oleh perbuatan kita sendiri. Coba kita lihat lagi Hari Sial yang dialami oleh si Saya, dua kesialan beruntun yang didapat oleh si Saya dalam kurun waktu 2 jam.

Kesialan pertama datang disebabkan karena ketidaktelitian si Saya sekaligus sikap terburu-buru si Saya agar bisa mgnumpulkan paper pada hari itu juga. Karena keidaktelitiannya, si Saya akhirnya mesti kembali membongkar paper dikarenakan lupa melampirkan lembar Daftar Pustaka dan salah tulis 2 karakter di halaman depan alias cover.

Kesialan kedua apalagi. Kesialan kedua datang semata-mata bukan karena takdir karena jelas si Saya melanggar peraturan dengan nge-game di Ipad ketika kelas masih berlangsung.

Sekarang saatnya kita menarik kesimpulan. Kita dapat menyimpulkan kalau yang namanya Hari Sial itu memang ada. Tapi, Hari Sial itu datang bukan tanpa sebab, Hari Sial itu datang karena sikap dan perbuatan kita sendiri bukan semata-mata karena takdir.
Soal takdir, saya meyakini takdir kita akan baik kalo sikap dan perbuatan kita juga baik. Kalo sikap dan perbuatan buruk, tinggal tunggu waktu saja Hari Sial itu akan datang. Dan mengenai takdir ini, saya sudah menuliskannya di http://muhammadmuslim21.blogspot.com/2013/04/how-does-takdir-work.html 

Semoga dengan obrolan kali ini kita dapat memahami bahwa sekali lagi Hari Sial datang tidak tiba-tiba, Hari Sial datang karena ia mendapat undangan dari kita dalam bentuk sikap kita yang ceroboh dan melanggar.

Juga semoga dengan obrolan ini, semakin hari tindakan, sikap dan perbuatan kita semakin baik dan jauh dari sifat ceroboh. Sehingga di kemudian hari yang kita dapat bukan lagi Hari Sial tetapi selalu Hari Baik. Bukankah “..Apa yang kau tanam, maka itu yang akan kau tuai...”?

Well, sekian dulu, semoga ada banyak manfaat yang bisa kita ambil.
Wassalam :)

 NB: soal Ipad, akhirnya si Saya dapat sedikit keberuntugan, karena Ipad tersebut sudah bisa diambil setelah kelas selesai tanpa harus menunggu hingga pertemuan berikutnya




4 comments:

  1. 'Kesialan' pertama bau-bau sekripsi ya Saya? :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. bukan skripsi, tapi tugas akhir kursus, bikin paper :)

      Delete
  2. "saya meyakini takdir kita akan baik kalo sikap dan perbuatan kita juga baik" hmm oke juga.. hehe

    ReplyDelete