Assalamualaikum,
Alhamdulillah,
akhirnya kita bisa sharing lagi kali ini :)
Sebelum
kita mulai, mari kita simak hadits berikut;
Dari Abu Hurairah –semoga Allah meridlainya-
beliau berkata: Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: Wahai
sekalian manusia, sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah menerima kecuali
yang baik. Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin sebagaimana
perintah kepada para Rasul.
Baiklah. satu poin yang mau saya ambil dari
hadits diatas adalah "..sesungguhnya Allah adalah baik dan tidaklah
menerima kecuali kebaikan.."
Kenapa saya mengambil poin tersebut? Karena
dari poin tersebut kita dapat memahami bahwa Allah itu Maha Baik, sehingga
apapun yang Dia berikan kepada kita pastilah penuh dengan kebaikan.
Tapi sayangnya, dalam realita kehidupan ini,
kita juga tidak bisa begitu jauh dari yang namanya kesialan, bahkan ada istilah
HARI SIAL.
Pertanyaanya, apakah Hari Sial itu memang
ada?
Kalau pun ada, lalu apa yang menyebabkan
hari sial itu? Ujian? Oke, jawaban tersebut bisa diterima. ‘Sial’ yang kita
dapat itu berupa ujian dari-Nya.
Lalu, apakah kesialan itu murni
semata-semata dari-Nya?
Kalau begitu, apakah masing-masing manusia
sudah ditakdirkan akan mendapatkan hari sial masing-masing?
Baiklah, sebelum kita menyimpulkan terlalu
jauh, saya punya kisah nyata tentang Hari Sial yang dialami oleh si Saya (nama
samaran), 2 kesialan hanya dalam kurun waktu 2 jam.
Kesialan 1
Saat itu hari Jum’at, H-1 sebelum deadline
pengumpulan paper. Karena si Saya tidak bisa mengumpulkan paper di Sabtu esok
harinya, maka si Saya memutuskan untuk mengumpulkan paper pada Jum’at malamnya
ketika kelas berlangsung.
Akhirnya, pada hari itu juga si Saya mulai
menyiapkan paper sehingga malamnya paper tersebut bisa langsung dikumpulkan.
Ba’da sholat Jum’at, si Saya mulai mengerjakan paper tersebut. Sebetulnya tidak
begitu banyak hal-hal yang mesti dikerjakan karena sebelumnya paper tersebut sudah
dikonsultasikan dan hanya perlu direvisi sedikit.
Karena paper tersebut hanya memerlukan
sedikit finishing touch, akhirnya sekitar jam setengah 4 paper tersebut beres.
Lanjut diprint 4 rangkap dan kemudian dijilid. Dalam tempo sekitar 3 jam
akhirnya paper tersebut benar-benar beres dan siap dikumpulkan.
Dan akhirnya kesialan itu datang. Ketika
paper tersebut (nampak) siap untuk dikumpulkan, ternyata keempat rangkap paper
yang (nampak) siap untuk dikumpulkan itu musti dibongkar karena setelah
diperiksa, si Saya lupa melampirkan lembar Daftar Pustaka dan kesalahan
penulisan di bagian cover, 6 yang dalam angka romawi mestinya VI ternyata
‘menampakan diri’ dalam wujud IV, tampak simpel memang, tapi karena kesalahan
penulisan di bagian cover tentu akan berakibat fatal.
Mau
tidak mau karena paper tersebut memang penting, maka paper yang sudah rapi dan
(nampak) siap dikumpulkan mesti dibongkar untuk mengganti cover dan menambahkan
lembar daftar pustaka.
Rugi
biaya karena mesti keluar biaya 2x dan rugi waktu karena pada akhirnya paper
tersebut masih akan dikumpulkan hari Sabtu esok harinya.
Kesialan 2
Masih
di hari itu juga pada malam saat kelas berlangsung dan sekitar satu jam setelah
kesialan pertama si Saya meminjam Ipad kawannya untuk bermain game (dan dalam
keadaan kelas berlangsung).
Sekitar
15 menit nge-game, kondisi masih dalam keadaan aman karena belum ketahuan oleh
sang dosen di kelas tersebut dan juga didukung situasi dimana dosen tersebut
sedang meniggalkan kelas sebentar. Karena tahu dosen tersebut memang sedang di
luar kelas, si Saya dengan santai masih melanjutkan nge-game.
Dan
akhirnya kesialan yang kedua datang, tanpa sadar ternyata sang dosen sudah
memperhatikan si Saya lalu tanpa ampun Ipad tersebut disita oleh bu dosen dan
SIAL nya lagi Ipad tersebut mesti diambil di pertemuan berikutnya. Oke kalo
Ipad tersebut milik si Saya, sialnya Ipad yang disita itu milik kawan si Saya.
Well,
begitulah kira-kira cerita dua kesialan yang yang dialami oleh si Saya dalam kurun
waktu yang sangat singkat, yaitu 2 jam!
Dan
kesimpulannya...........
Pertama-tama,
mari kita menggunakan sedikit potensi otak kita untuk berfikir. Apakah mugnkin
kesialan itu datang dari Allah padahal secara logika, Allah itu mutlak
kebaikannya, Dialah Sang Maha Baik. Kalau begitu logikanya, berarti ada faktor
lain yang menyebabkan Hari Sial itu datang.
Yap,
faktor lain itu adalah karena tingkah kita sendiri. Kesialan atau Hari Sial itu
datang karena diawali oleh perbuatan kita sendiri. Coba kita lihat lagi Hari
Sial yang dialami oleh si Saya, dua kesialan beruntun yang didapat oleh si Saya
dalam kurun waktu 2 jam.
Kesialan
pertama datang disebabkan karena ketidaktelitian si Saya sekaligus sikap
terburu-buru si Saya agar bisa mgnumpulkan paper pada hari itu juga. Karena
keidaktelitiannya, si Saya akhirnya mesti kembali membongkar paper dikarenakan
lupa melampirkan lembar Daftar Pustaka dan salah tulis 2 karakter di halaman
depan alias cover.
Kesialan
kedua apalagi. Kesialan kedua datang semata-mata bukan karena takdir karena
jelas si Saya melanggar peraturan dengan nge-game di Ipad ketika kelas masih
berlangsung.
Sekarang
saatnya kita menarik kesimpulan. Kita dapat menyimpulkan kalau yang namanya
Hari Sial itu memang ada. Tapi, Hari Sial itu datang bukan tanpa sebab, Hari
Sial itu datang karena sikap dan perbuatan kita sendiri bukan semata-mata
karena takdir.
Soal
takdir, saya meyakini takdir kita akan baik kalo sikap dan perbuatan kita juga
baik. Kalo sikap dan perbuatan buruk, tinggal tunggu waktu saja Hari Sial itu
akan datang. Dan mengenai takdir ini, saya sudah menuliskannya di http://muhammadmuslim21.blogspot.com/2013/04/how-does-takdir-work.html
Semoga
dengan obrolan kali ini kita dapat memahami bahwa sekali lagi Hari Sial datang
tidak tiba-tiba, Hari Sial datang karena ia mendapat undangan dari kita dalam
bentuk sikap kita yang ceroboh dan melanggar.
Juga
semoga dengan obrolan ini, semakin hari tindakan, sikap dan perbuatan kita
semakin baik dan jauh dari sifat ceroboh. Sehingga di kemudian hari yang kita
dapat bukan lagi Hari Sial tetapi selalu Hari Baik. Bukankah “..Apa yang kau tanam, maka itu yang
akan kau tuai...”?
Well, sekian dulu, semoga ada banyak manfaat
yang bisa kita ambil.
Wassalam :)
NB:
soal Ipad, akhirnya si Saya dapat
sedikit keberuntugan, karena Ipad tersebut sudah bisa diambil setelah kelas
selesai tanpa harus menunggu hingga pertemuan berikutnya
'Kesialan' pertama bau-bau sekripsi ya Saya? :D
ReplyDeletebukan skripsi, tapi tugas akhir kursus, bikin paper :)
Delete"saya meyakini takdir kita akan baik kalo sikap dan perbuatan kita juga baik" hmm oke juga.. hehe
ReplyDeleteThank you brader sudah mampir :)
Delete