Wednesday 19 June 2013

Belajar (setelah) Ujian


Assalamualaikum, bagaimana kabarnya? Alhamdulillah, semoga kita semua sehat bermanfaat..

Hhheeemmm tidak terasa kalau semester ini sudah akan berakhir, dan tentunya menjelang berakhirnya satu semester, pasti seluruh mahasiswa akan mengahadapi yang namanya UAS alias Ujian Akhir Semester dan oleh karena itu kali ini saya akan mengajak kawan-kawan membicarakan mengenai UAS lalu menarik pelajaran dari UAS yang selalu kita hadapi di akhir semester.

Tapi sebelumnya mari kita bahas sedikit tentang UAS.

Well, saya yakin kawan-kawan semua tahu bahwa tujuan diadakannya UAS adalah untuk mengevaluasi dan menilai pemahaman mahasiswa (kita) dalam suatu mata kuliah selama satu semester berlangsung.

Agar tujuan evaluasi dan penilaian yang dilakukan dosen itu bisa tercapai, dosen sudah menyiapkan pertanyaan dan tentunya JAWABAN dari setiap pertanyaan yang mereka berikan. Dengan kata lain, dimana ada pertanyaan disitu pasti ada jawaban.

Tapi kenapa faktanya tidak semua kita bisa menemukan jawaban dari setiap pertanyaan yang diberikan oleh dosen? Kalau menurut saya, jawabannya bukan karena mahasiswa (kita) tidak bisa menemukan jawaban tetapi kita sendirilah yang memilih untuk tidak menemukan jawabannya. Saya mengatakan hal tersebut karena kebanyakan kita memang tidak serius mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian.

Yang ada sedikit sekali dari kita yang mempersiapkan diri dengan belajar, kebanyakan dari kita hanya mengandalkan posisi duduk kita di ruang ujian. “Posisi Menentukan Prestasi” begitu yang kebanyakan kita sebagai mahasiswa yakini.

Padahal kalau persiapan kita baik dan benar, tentu setiap pertanyaan yang diberikan dosen bisa kita hadapi dengan baik. Sesulit apapun pertanyaannya, kalo sebelumnya kita sudah mempersiapkan diri, pasti pada akhirnya walau dengan susah payah, pertanyaan itu bisa kita temukan jawabannya. Karena sangat mustahil dosen memberikan pertanyaan dalam soal ujian tanpa mempersiapkan jawabannya.

 sumber gambar: nombaca.org


Ujian dari Allah
Begitu pun dengan ujian yang Allah berikan kepada kita. Memang ujian dari Allah tidak diadakan di akhir hidup kita seperti ujian dari dosen yang diadakan di akhir semester. Oleh karena itu kita sebagai makhluk harus mempersiapkan diri lebih serius lagi, lebih baik lai, dan lebih benar lagi.

Layaknya kuliah, dimana setiap mata kuliah yang akan kita ambil pasti juga akan berdampingan dengan UAS. Begitu pun dengan hidup. Setiap waktu dalam hidup yang kita jalani pasti juga akan berdampingan dengan ujian. Dan karena ini dalam skala yang lebih luas yaitu kehidupan, tentunya yang memberikan ujian tersebut adalah Dzat yang lebih besar dari dosen, Dzat yang Maha Menciptakan dosen, yaitu Allah SWT.

Tentunya juga Allah menguji kita juga untuk mengevaluasi dan menilai diri kita. Allah berfirman: “Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu...” (QS. 47:31)

Dan satu lagi yang mesti kita yakini, Allah tidak hanya memberikan kita ujian, tetapi juga jawaban alias solusi dari setiap ujian yang diberikan. Bukti kalau setiap ujian dari Allah bisa kita atasi adalah firman berikut: “..Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya..” (QS. 2: 286)

Memang adakalanya kita merasa kesulitan, lelah, dan NYARIS menyerah menghadapi ujian kehidupan yang kita hadapi dan itu menurut saya sangat wajar. Tapi yang tidak wajar adalah ketika kita benar-benar putus asa dan benar-benar angkat tangan menghadapi ujian sehingga kita berhenti total  untuk menemukan solusi dari ujian hidup.

Saya rasa ayat ke 286 dari surat al-Baqarah di atas cukup untuk memotivasi kita kalau yang namanya ujian yang kita hadapi pasti bisa kita atasi asal kita memang mau mencari solusinya. “Tapi ujian hidup yang gw hadapi sulit banget nih..” Well, yang namanya sulit bukan berarti tidak bisa diatasi kan? Cuman memang butuh ekstra usaha untuk mengatasinya.

Sekali lagi, Allah tidak akan memberikan ujian di luar kemampuan kita. Analogi simpelnya bisa kita lihat lagi tentang UAS diatas. Ujian mata kuliah yang bersifat advance, pasti diberikan kepada mahasiswa tingkat atas dan ujian mata kuliah yang bersifat pengantar tentu diberikan kepada mahasiswa di tingkat awal. Sangat tidak mungkin mahasiswa yang baru mendapatkan soal mata kuliah yang bersifat advance. Nah soal beberapa mahasiswa tingkat atas yang tidak bisa menjawab ujian yang bersifat advance, ya itu balik ke persiapan mahasiswa tingkat atas itu sendiri.

Satu analogi lagi, ujian komprehensif pasti akan diberikan kepada mahasiswa yang sudah menyelesaikan seluruh mata kuliah dan menyelesaikan skripsi. Sangat tidak mungkin ujian komprehensif diberikan kepada mahasiswa yang mata kuliah pengantar saja belum selesai.

Sehingga kalau ada diantara kita yang sedang mendapat ujian kehidupan yang sulit, itu berarti status kita dihadapan-Nya sudah di level atas. Tinggal kitanya mau tetap bertahan di level atas dengan terus mencari solusi atau putus asa dan menyerah sehingga kita turun kembali ke level bawah.

Nah jadi kesimpulan dari obrolan kita kali ini bahwa setiap ujian ataupun permasalahan yang kita hadapi di hidup ini pasti ada jawabannya, ada solusinya. Tinggal kita memilih untuk mencari solusinya atau angkat tangan dan mengibarkan bendera putih

Sekian dulu, semoga bermanfaat. Wassalam :)

6 comments:

  1. Ujian yang di berikan setara dengan kemampuan seseorang melewatinya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. thanks sudah mampir buat baca.
      semoga bermanfaat :)

      Delete
  2. namun orang sastra bilang tidak semua pertanyaan mesti ada jawabannya kan? heheh
    tapi sayangnya ujian hidup bukanlah sastra :D tapi iya proses menemukan jawaban ini memang tidak mudah memang butuh kemauan yang ekstra :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. at least yang mesti kita yakini, problem comes with solutions :)

      Delete
  3. keren gan,, klo gw bnykan ujian hidupnya hhe

    ReplyDelete
    Replies
    1. haha iya deh percaya..
      btw tks sudah nyempetin mampir :)

      Delete