Assalamualaikum,
Alhamdulillah
akhirnya weekend kali ini diberi kesempatan buat nulis.
Sering
kita kaget, orang yang beberapa waktu lalu ngobrol dengan kita, bercanda dengan
kita dan dalam kondisi yang sehat, tiba-tiba kita mendapatkan kabar bahwa dia
telah meninggal. Sering kita kaget dikarenakan kabar duka meninggalnya teman
kita yang jelas umurnya muda sekali. Sering kita dikagetkan kabar duka pada
saat kuliah bahwa dosen di kampus kita yang terkenal humoris tahu-tahu sudah
dipanggil oleh-Nya. Ya, seringkali kita dikagetkan dengan kabar duka yang tidak
pernah kita sangka sebelumnya. Kadang malah yang dipanggil duluan oleh Allah adalah
orang-orang yang sehat, yang masih sangat muda, dll.
Kematian
itu pasti akan datang. Setiap yang bernyawa sudah ditetapkan oleh Allah akan
mati. Yang tidak pasti itu adalah kapan ajal akan menjemput kita.
"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa
dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surg, maka sungguh ia telah
beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang
memperdayakan." (QS.Al Imran:185).
sumber gambar: assunnahfm.com
Well,
ngomong-ngomong tentang ajal atau kematian. Sebagai makhluk Allah yang masih
berstatuskan mahasiswa, saya akan menganalogikannya dengan kuis. Disetiap perkuliahan,
biasanya dosen akan memberikan kuis kepada mahasiswanya sebagai salahsatu
penilaian mereka. Biasanya kuis ini biasanya dibagi menjadi dua, yaitu kuis
yang memang sudah ditetapkan jadwalnya oleh dosen, dan yang kedua adalah kuis
yang jadwalnya dirahasiakan oleh dosen atau yang bersifat mendadak.
Pernah
mendapat kalimat seperti ini dari dosen: “..Sebagai
salahsatu penilaian untuk kalian di semester ini, saya juga akan memberikan kalian
kuis. Yang jelas silahkan kalian persiapkan diri kalian masing-masing karena
saya tidak akan memberi tahu jadwalnya kapan, bisa minggu depan, bisa sebelum
UTS, dsb..”
Setiap
mahasiswa, saya yakin pasti pernah bertemu dengan dosen yang suka memberikan
kuis mendadak. Tapi tanpa kita sadari, kita bisa belajar dari kondisi ini. Kuis
mendadak mengajarkan kita untuk mempersiapkan diri atas untuk sesuatu hal yang
tidak pasti, salahsatunya adalah perihal kematian.
Kuis
yang tidak pasti, setidaknya dapat ‘memaksakan’ kita untuk belajar. Bukan
semata-mata untuk sekedar menambah ilmu, tetapi juga agar ketika kuis tersebut
dilaksanakan kapan pun itu, kita yang mahasiswa dapat menghadapinya dengan
senyum karena jauh-jauh hari sebelum kuis dilaksnakan kita sudah
mempersiapkannya. Istilahnya begini “..belajarlah
kamu seolah-olah kuis akan dilaksanakan esok hari..”. Jika bekal kita sudah
siap, tentu kita bisa menghadapi kuis
itu, sehingga akan berpengaruh baik terhadap nilai kita di akhis semester.
Berbeda
kalo kita menyikapinya dengan santai. Semakin sering kita yakin bahwa kuis tidak
akan dilaksanakan dalam waktu dekat, semakin lengah kita. Sehingga ketika kuis
dilaksanakan tiba-tiba kita hanya akan bisa menyesal karena tidak ada persiapan
satu pun yang kita lakukan. Dan tentunya karena kita tidak melakukan persiapan
apapun untuk menghadapi kuis, akibatnya kita tidak bisa menjawab satu pun soal,
dan tentunya akan berpengaruh buruk untuk nilai kita diakhir semester.
Bagitu
juga dengan kematian, tidak ada satupun manusia yang tahu kapan ajal mereka
akan datang. Allah hanya memberi tahu kita, bahwa yang bernyawa pasti akan
mengahadapi kematian, tapi jadwal kematiannya ‘dijual terpisah’. Yang bisa kita
lakukan hanya menyiapkan bekal untuk terus berbuat baik sembari meminimalisir
dan menghilangkan kebiasaan yang buruk.
Kita
tidak bisa berbuat apa-apa soal kematian kecuali hanya menyiapkan bekal. Apakah
tidak takut ketika kematian itu datang, ternyata bekal kita belum siap dibawa atau
yang lebih parah kita belum melakukan apapun untuk menyiapkan bekal? Semakin
sadar kita bahwa kematian itu tidak pasti jadwalnya, semestinya semakin banyak
pula bekal yang kita siapkan.
Namun
semakin kta mengagap kematian tidak akan dalam waktu dekat, tentu akan membuat
kita lengah sehingga ketika ternya ta kematian itu datang kita hanya bisa
menyesal karena nol bekal. Mungkin untuk kuis kita bisa mengajukan remidial kepada
dosen, tapi apakah kita bisa mengajukan reinkarnasi kepada Allah?
Rasulullah
SAW bersabda: “Taubatnya seorang hamba
dapat diterima selama napasnya belum sampai di ujung tenggorokan..”
Semoga
mulai dari sekarang kita bisa menyiapkan bekal mumpung kita masih bernafas,
mumpung nafas belum sampai di ujung tenggorokan kita. Karena tentu apalagi yang
bisa kita perbuat bila lembar pertanyaan dan lembar jawaban dibagikan, kecuali
menjawab semua psoal atau menyesal karena sudah tidak ada waktu lagi untuk
belajar.
Rasulullah
SAW bersabda “Bekerjalah untuk
kehidupan duniamu, seolah-olah kamu akan hidup selamanya. Bekerjalah untuk
kehidupan akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok” (HR. Ibnu Asaakir).
Wassalam
:)