Investasi leher ke
atas. Saya pernah mendapatkan statement ini tapi saya kurang tahu dari siapa saya
pertama kali mendapatkan statement ini. Investasi leher ke atas ini berkaitan
dengan otak kita. Jadi simpelnya, investasi leher ke atas ini adalah dimana
kita mengeluarkan sejumlah uang, mengorbankan sedikit waktu ataupun melakukan
sedikit usaha agar ‘isi’ otak kita semakin baik dan semakin berkualitas
sehingga apa yang keluar dari mulut kita pun juga berkualitas.
Umumnya investasi leher
ke atas itu bisa dengan membaca buku dan mengikuti seminar. Nah bicara tentang
seminar, saya yakin pasti semua kawan-kawan pernah mengikuti seminar, baik itu
berkaitan dengan profesi, entrepreneurship, maupun seminar-seminar pengembangan
diri.
Menurut saya, investasi
leher ke atas dalam hal ini mengikuti seminar itu sudah merupakan suatu
kebutuhan. Kenapa? Karena dalam menghadapi kehidupan, kita harus memiliki
semangat dan motivasi. Tapi umumnya semangat kita bersifat fluktuatif, semangat
kita kadang naik kadang turun. Kadang memiliki motivasi yang tinggi, tapi juga
kadang miskin motivasi. Nah dengan mengikuti seminar, kita bisa mengupgrade
motivasi kita sehingga yang motivasinya cenderung sedang turun, bisa kembali
naik setelah mengikuti seminar.
Alasan saya mengatakan
seminar bisa mengupgrade motivasi dan semangat adalah karena di momen seperti
seminarlah, dalam waktu yang cukup relatif singkat, paling lama satu minggu,
kita bisa akan berada di tempat yang atmosfernya sangat positif. Disitu kita
bisa bertemu dan berkumpul dengan orang-orang yang punya keinginan untuk
berkembang, yang pada akhirnya bisa menambah relasi dan memperluas networking,
disitu ilmu yang kita dapat bisa lebih banyak dari ilmu yang kita dapat dari
buku, disitu pula peluang kita untuk mendapatkan sugesti positif secara
langsung sangat besar, disitu kita bisa berinteraksi langsung dengan pakar, dan
masih banyak lagi.
Oh iya, bukan hanya
bisa meningkatkan semangat dan motivasi, seminar-seminar yang berkaitan dengan
profesi malah bisa menambah kompetensi kita di bidang tertentu. Bisa tentang
ekonomi, parenting, jurnalistik, dan lain-lain.
Intinya, meningkatkan
semangat, motivasi, juga kompetensi kita adalah suatu kebutuhan. Karena
pengaruhnya yang sangat positif bagi kita. Hidup dan mindset kita akan semakin berkualitas.
Salahsatu caranya, dengan mengikuti seminar. Tidak perlu setiap hari, sebulan
sekali cukup.
sumber gambar: maramissetiawan.wordpress.com
Tapi, poin yang mau
saya sharing bukan tentang seminar. Yang mau saya sharing adalah satu momen
lain selain seminar yang bahkan tidak hanya mengupgrade motivasi, semangat, dan
kompetensi kita tetapi mengupgrade seluruh potensi dari diri kita. Bukan hanya
akan meningkatkan kualitas leher ke atas, tetapi juga meningkatkan kualitas
seluruh raga bahkan jiwa kita sekalipun, dan momen itu adalah Bulan Ramadhan.
“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada
bulan ini dengan menurunkan rahmat,
mengahapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu
pada bulan ini dan Dia membangga-banggakanmu kepada malaikat-Nya, maka
tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang-orang
yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (H.R. Ath Thabrani, dan periwayatnya tsiqah).
Bulan Ramadhan,
bulan yang spesial. Dalam pandangan saya pribadi, di bulan inilah
potensi-potensi terbaik kita bukan hanya keluar, tetapi bahkan berhamburan.
Baik itu dalam hubungan kita kepada Allah ataupun hubungan kita kepada sesama
manusia.
Saya yakin semua
orang menantikan momen ini. Karena kesempatan kita untuk meningkatkan potensi
kita sangat besar. Pertama, dalam hal material. Momen Ramadhan adalah momen
dimana masyarakat meraup banyak uang tanpa memandang dia seorang Muslim (bukan
cuman Muslimulhakim ya ) maupun non-Muslim. Mulai dari pengusaha restoran
karena akan banyak sekali yang mengadakan acara Buka Bersama. Pengusaha
transportasi, karena di akhir bulan Ramadhan banyak sekali yang pulang kampung.
Pedagang pakaian, siapa coba yang tidak belanja pakaian di bulan ini? Pedagang
takjil, bahkan mereka yang sehari-harinya bukan seorang pedagang, memanfaatkan
momen ini untuk ikut berjualan takjil.
Bahkan sebelum
Ramadhan datang pun, pelaku usaha yang bergerak seperti dibidang advertising
pun saya yakin sudah banyak mendapatkan kontrak untuk memproduksi iklan. Dan
dalam hal kreatifitas pun, saya juga yakin ide-ide yang keluar dari kepala
mereka jauh lebih ‘nendang’ dari biasanya. Silahkan dijawab dengan jujur, iklan
mana yang lebih memorable, saat Ramadhan atau di luar Ramadhan?
Kedua, dalam hal
sosial. Well, di bulan Ramadhan ini, banyak sekali diadakan acara buka bersama.
Kualitas hubungan kita dengan keluarga besar bisa semakin dekat dengan acara
buka bersama, hubungan kita dengan kawan-kawan lama pun akan kembali terasa
lebih akrab, bahkan kita bisa menambah relasi kita di acara buka bersama yang
juga sering diadakan komunitas-komunitas tertentu.
Ketiga, dalam
hal Ilmu. Di bulan ini kesempatan kita untuk menambah wawasan kita khususnya
dalam ilmu agama, karena banyak sekali majelis taklim di bulan ini, kita
tinggal datang ke tempat mana saja yang kita inginkan. Buat yang sedang tidak
ingin keluar, juga bisa mengikutinya lewat program TV.
Dan yang
terakhir, dalam hal Spritual. Bulan Ramadhan adalah momen dimana keinginan umat
Muslim untuk beribadah meningkat. Yang sebelumnya jarang baca Quran, malah
mengejar target khatam dalam satu bulan. Yang sebelumnya jarang Tahajud-an,
jadi rutin Tahajud-an di bulan ini. Yang jarang Dhuha pun begitu. Nominal
sedekah bisa meningkat 10 kali lipat. Yang jarang ke masjid jadi rutin ke
masjid untuk Tarawih-an.
Tapi yang mesti
kita ingat, sholat Tarawih itu sunah. Jadi jangan sampai sholat Tarawih kita
full, tapi sholat wajib nol. Kita tidak berdosa jika tidak Tarawih-an, hanya
rugi, tapi kita akan berdosa dan pasti rugi jika tidak mendirikan sholat wajib
yang 5 waktu.
Melalui
aktivitas-aktivitas seperti itu, akhirnya hubungan kita dengan Allah pun yang semula
jauh dan jarang komunikasi, malah kembali menjadi ‘akrab’ ibarat hubungan
perantau dengan keluarganya pada saat lebaran.
Yap, begitulah
manfaat yang kita dapat dari Ramadhan, bukan hanya peningkatan motivasi,
semangat, dan kompetensi seperti yang kita dapat dari seminar, tetapi juga
peningkatan seluruh potensi diri kita, baik dalam hal material, sosial, ilmu
maupun spritual.
Ini bukan momen
yang biasa, jadi sangat sia-sia bila kita habiskan dengan hal yang biasa.
Jangan sampai ketika momen ini berakhir, tidak ada hasil yang kita dapat
kecuali turunnya berat badan layaknya kesia-sian dalam seminar jika yang kita
dapat hanya fasilitas snack atau yang lebih
buruknya hanya mengincar sertifikat. Sehingga setelah selesai seminar, hasil
yang kita dapatkan NOL.
“....Karena
orang-orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan
ini.” (H.R. Ath Thabrani, dan
periwayatnya tsiqah).
Tapi semoga
tidak ada hal-hal baik yang kita lewatkan di momen ini. Sama seperti seminar
yang tidak setiap saat diadakan, bulan Ramadhan pun hanya bisa kita dapatkan paling
banyak 30 hari dari 365 hari yang kita dapat dalam setahun.
Sekian dulu, semoga
dengan sharing ini kita bisa mendapatkan manfaat. Dan saya minta maaf jika ada
kata-kata yang kurang enak.
Daaannnn......
MARHABAN RAMADHAN
No comments:
Post a Comment