Friday 5 July 2013

Bukan Momen Biasa

Assalamualaikum..
Investasi leher ke atas. Saya pernah mendapatkan statement ini tapi saya kurang tahu dari siapa saya pertama kali mendapatkan statement ini. Investasi leher ke atas ini berkaitan dengan otak kita. Jadi simpelnya, investasi leher ke atas ini adalah dimana kita mengeluarkan sejumlah uang, mengorbankan sedikit waktu ataupun melakukan sedikit usaha agar ‘isi’ otak kita semakin baik dan semakin berkualitas sehingga apa yang keluar dari mulut kita pun juga berkualitas.

Umumnya investasi leher ke atas itu bisa dengan membaca buku dan mengikuti seminar. Nah bicara tentang seminar, saya yakin pasti semua kawan-kawan pernah mengikuti seminar, baik itu berkaitan dengan profesi, entrepreneurship, maupun seminar-seminar pengembangan diri.

Menurut saya, investasi leher ke atas dalam hal ini mengikuti seminar itu sudah merupakan suatu kebutuhan. Kenapa? Karena dalam menghadapi kehidupan, kita harus memiliki semangat dan motivasi. Tapi umumnya semangat kita bersifat fluktuatif, semangat kita kadang naik kadang turun. Kadang memiliki motivasi yang tinggi, tapi juga kadang miskin motivasi. Nah dengan mengikuti seminar, kita bisa mengupgrade motivasi kita sehingga yang motivasinya cenderung sedang turun, bisa kembali naik setelah mengikuti seminar.

Alasan saya mengatakan seminar bisa mengupgrade motivasi dan semangat adalah karena di momen seperti seminarlah, dalam waktu yang cukup relatif singkat, paling lama satu minggu, kita bisa akan berada di tempat yang atmosfernya sangat positif. Disitu kita bisa bertemu dan berkumpul dengan orang-orang yang punya keinginan untuk berkembang, yang pada akhirnya bisa menambah relasi dan memperluas networking, disitu ilmu yang kita dapat bisa lebih banyak dari ilmu yang kita dapat dari buku, disitu pula peluang kita untuk mendapatkan sugesti positif secara langsung sangat besar, disitu kita bisa berinteraksi langsung dengan pakar, dan masih banyak lagi.

Oh iya, bukan hanya bisa meningkatkan semangat dan motivasi, seminar-seminar yang berkaitan dengan profesi malah bisa menambah kompetensi kita di bidang tertentu. Bisa tentang ekonomi, parenting, jurnalistik, dan lain-lain.

Intinya, meningkatkan semangat, motivasi, juga kompetensi kita adalah suatu kebutuhan. Karena pengaruhnya yang sangat positif bagi kita. Hidup dan mindset kita akan semakin berkualitas. Salahsatu caranya, dengan mengikuti seminar. Tidak perlu setiap hari, sebulan sekali cukup.

sumber gambar: maramissetiawan.wordpress.com

Tapi, poin yang mau saya sharing bukan tentang seminar. Yang mau saya sharing adalah satu momen lain selain seminar yang bahkan tidak hanya mengupgrade motivasi, semangat, dan kompetensi kita tetapi mengupgrade seluruh potensi dari diri kita. Bukan hanya akan meningkatkan kualitas leher ke atas, tetapi juga meningkatkan kualitas seluruh raga bahkan jiwa kita sekalipun, dan momen itu adalah Bulan Ramadhan.

“Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, bulan keberkahan, Allah mengunjungimu pada bulan ini dengan menurunkan rahmat, mengahapus dosa-dosa dan mengabulkan do’a. Allah melihat berlomba-lombanya kamu pada bulan ini dan Dia membangga-banggakanmu kepada malaikat-Nya, maka tunjukkanlah kepada Allah hal-hal yang baik dari dirimu. Karena orang-orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (H.R. Ath Thabrani, dan periwayatnya tsiqah).

Bulan Ramadhan, bulan yang spesial. Dalam pandangan saya pribadi, di bulan inilah potensi-potensi terbaik kita bukan hanya keluar, tetapi bahkan berhamburan. Baik itu dalam hubungan kita kepada Allah ataupun hubungan kita kepada sesama manusia.

Saya yakin semua orang menantikan momen ini. Karena kesempatan kita untuk meningkatkan potensi kita sangat besar. Pertama, dalam hal material. Momen Ramadhan adalah momen dimana masyarakat meraup banyak uang tanpa memandang dia seorang Muslim (bukan cuman Muslimulhakim ya ) maupun non-Muslim. Mulai dari pengusaha restoran karena akan banyak sekali yang mengadakan acara Buka Bersama. Pengusaha transportasi, karena di akhir bulan Ramadhan banyak sekali yang pulang kampung. Pedagang pakaian, siapa coba yang tidak belanja pakaian di bulan ini? Pedagang takjil, bahkan mereka yang sehari-harinya bukan seorang pedagang, memanfaatkan momen ini untuk ikut berjualan takjil.

Bahkan sebelum Ramadhan datang pun, pelaku usaha yang bergerak seperti dibidang advertising pun saya yakin sudah banyak mendapatkan kontrak untuk memproduksi iklan. Dan dalam hal kreatifitas pun, saya juga yakin ide-ide yang keluar dari kepala mereka jauh lebih ‘nendang’ dari biasanya. Silahkan dijawab dengan jujur, iklan mana yang lebih memorable, saat Ramadhan atau di luar Ramadhan?

Kedua, dalam hal sosial. Well, di bulan Ramadhan ini, banyak sekali diadakan acara buka bersama. Kualitas hubungan kita dengan keluarga besar bisa semakin dekat dengan acara buka bersama, hubungan kita dengan kawan-kawan lama pun akan kembali terasa lebih akrab, bahkan kita bisa menambah relasi kita di acara buka bersama yang juga sering diadakan komunitas-komunitas tertentu.

Ketiga, dalam hal Ilmu. Di bulan ini kesempatan kita untuk menambah wawasan kita khususnya dalam ilmu agama, karena banyak sekali majelis taklim di bulan ini, kita tinggal datang ke tempat mana saja yang kita inginkan. Buat yang sedang tidak ingin keluar, juga bisa mengikutinya lewat program TV.

Dan yang terakhir, dalam hal Spritual. Bulan Ramadhan adalah momen dimana keinginan umat Muslim untuk beribadah meningkat. Yang sebelumnya jarang baca Quran, malah mengejar target khatam dalam satu bulan. Yang sebelumnya jarang Tahajud-an, jadi rutin Tahajud-an di bulan ini. Yang jarang Dhuha pun begitu. Nominal sedekah bisa meningkat 10 kali lipat. Yang jarang ke masjid jadi rutin ke masjid untuk Tarawih-an.

Tapi yang mesti kita ingat, sholat Tarawih itu sunah. Jadi jangan sampai sholat Tarawih kita full, tapi sholat wajib nol. Kita tidak berdosa jika tidak Tarawih-an, hanya rugi, tapi kita akan berdosa dan pasti rugi jika tidak mendirikan sholat wajib yang 5 waktu.

Melalui aktivitas-aktivitas seperti itu, akhirnya hubungan kita dengan Allah pun yang semula jauh dan jarang komunikasi, malah kembali menjadi ‘akrab’ ibarat hubungan perantau dengan keluarganya pada saat lebaran.

Yap, begitulah manfaat yang kita dapat dari Ramadhan, bukan hanya peningkatan motivasi, semangat, dan kompetensi seperti yang kita dapat dari seminar, tetapi juga peningkatan seluruh potensi diri kita, baik dalam hal material, sosial, ilmu maupun spritual.

Ini bukan momen yang biasa, jadi sangat sia-sia bila kita habiskan dengan hal yang biasa. Jangan sampai ketika momen ini berakhir, tidak ada hasil yang kita dapat kecuali turunnya berat badan layaknya kesia-sian dalam seminar jika yang kita dapat hanya fasilitas snack  atau yang lebih buruknya hanya mengincar sertifikat. Sehingga setelah selesai seminar, hasil yang kita dapatkan NOL.

 “....Karena orang-orang yang sengsara ialah yang tidak mendapatkan rahmat Allah di bulan ini.” (H.R. Ath Thabrani, dan periwayatnya tsiqah).

Tapi semoga tidak ada hal-hal baik yang kita lewatkan di momen ini. Sama seperti seminar yang tidak setiap saat diadakan, bulan Ramadhan pun hanya bisa kita dapatkan paling banyak 30 hari dari 365 hari yang kita dapat dalam setahun.

Sekian dulu, semoga dengan sharing ini kita bisa mendapatkan manfaat. Dan saya minta maaf jika ada kata-kata yang kurang enak.
Daaannnn...... MARHABAN RAMADHAN



No comments:

Post a Comment