Well, ngomong-ngomong tentang mandi, saya jadi dapat
sedikit ‘pertanda’ dari kegiatan yang selalu kita kerjakan sebelum berangkat ke
kampus ini.
Buat kita yang muslim yang sampai saat ini masih malas
mendirikan kewajiban yang satu ini, semoga dengan menganalogikannya dengan
mandi, perlahan tapi pasti kita akan sadar bahwa sebenarnya sholat itu memang
benar-benar kebutuhan kita sebagai seorang muslim (bukan cuman muslimulhakim, hehe)
Benarkah kebanyakan kita sering bertanya ke diri
sendiri dengan pertanyaan seperti “Apa iya sholat itu bisa menjauhkan kita dari
kemunkaran?” Soalnya banyak tuh yang sudah sholat termasuk kita, tapi sepertinya tetap maksiatnya jalan..
Pertanyaan yang bagus, dan menganalogikannya dengan
mandi saya rasa adalah pilihan yang tepat.. Karena pada dasarnya fungsi sholat
itu ibarat mandi, tapi berbeda dengan mandi seperti kebanyakan, sholat itu
Bukan Mandi (yang) Biasa.
Lalu apa hubungan mandi dengan sholat? Mandi dan
sholat itu sama2 kebutuhan kita sebagai manusia, sebagai muslim (bukan cuman
muslimulhakim).. Yang namanya kebutuhan, berarti kita ga bisa hidup tanpa hal
itu, dalam hal ini sholat dan mandi.
Mungkin kita akan tahan beberapa hari tidak mandi,
tapi karena memang ‘kodrat’ nya mandi itu adalah kebutuhan kita, suatu saat
nanti pasti kita akan mandi juga. Dan saya yakin, begitu juga dengan sholat.
Tapi kalo kita bisa mulai membersihkan badan kita dari sekarang, kenapa mesti
menunggu bakteri dan daki numpuk dulu baru kita mandi, bukan?
sumber gambar: www.savingenergy.co.za
Secara umum, kita semua pasti tahu fungsi dan
manfaat dari mandi. Ya, mandi dapat membersihkan badan kita dari bakteri,
menjauhkan kita dari masalah bau badan salah satunya.
Sholat pun begitu, bisa membersihkan diri kita ini
dari hal2 yang tidak baik, dari hal2 yang keji dan munkar.. Seperti firman
Allah berikut, “Sesungguhnya
sholat mencegah perbuatan keji dan munkar.”
(QS. Al Ankabut 45)
Jadi buat kita yang sering bilang “..saya bukannya
tidak mau sholat, tapi belum siap, soalnya saya masih banyak dosanya, belum
bener..” sebenarnya sama saja dengan bilang “..saya bukannya tidak mau mandi, tapi belum siap,
soalnya badan saya masih kotor, masih banyak DAKI, belum bersih..”
Coba lihat lagi ayat 45 dari surat al-Ankabut
diatas.. Disitu ada sebab – akibat, sholat sebagai sebab dan terhindar dari
kemunkaran adalah akibat, jadi jelas kita itu mesti sholat dulu baru bisa
bener, bukan nunggu bener dulu baru sholat. Logikanya, bagaimana badan kita bisa
bersih kalau kita tidak mandi?
Atau masih banyak juga dari kita yang sering bilang,
“..Menunggu hidayah datang..” Menunggu hidayah? Beneran menunggu hidayah?
Sebenarnya yang kita anggap sebagai hidayah itu seperti apa?
Coba deh kalo kita mau berpikir lebih lagi. Apa
adzan 5x sehari yang kita dengar itu bukan hidayah? Apa twit di TL kita yang
tahu-tahu ngetwit tentang sholat seperti ”..Selamat menunaikan sholat
maghrib..”, itu bukan hidayah? Apa ajakan kawan-kawan kita secara langsung
maupun tak langsung buat sholat berjamaah itu bukan hidayah?
Hidayah itu ibarat tamu (menurut saya). Walaupun tamu
sudah berdiri di depan pintu rumah kita, ngetok pintu rumah kita, tapi kalo
tidak kita bukakan pintu, sampai kapanpun tamu itu tidak akan bisa masuk ke
rumah kita.
Juga dengan hidayah, sebenarnya hidayah itu sudah
mengetok pintu hati kita mulai dari bentuk azan yang kita dengar maupun ajakan
dari kawan-kawan kita. Tinggal kita yang mau tidaknya membuka hati dan
mempersilahkan mereka masuk.
Sudah beres membahas tentang hidayah, sekarang kita
balik lagi ke mandi. Lalu, apakah dengan mandi, badan kita jadi langsung
bersih? Tidak juga. Bagaimana badan bisa
bersih kalo mandinya juga masih jarang, kalopun teratur mandinya juga cuman
asal basah, asal sabunan, mandinya tidak ‘khusyu’..
Tentu ada tata caranya agar mandi kita benar-benar
bisa membuat badan kita bersih secara keseluruhan. Satu, at least kamar mandinya musti bersih. Kedua,
‘rukun-rukun’ mandi juga mesti dikerjakan dengan benar. Misal, sabunannya
benar-benar sabunan, tujuan sabunannya memang untuk membersihkan badan, bukan
asal bikin badan wangi, percuma badan wangi, kalo wanginya cuman wangi sabun,
pas kulit digosok-gosok sehabis mandi eh daki tetap ada.
Begitu pun sholat, banyak dari kita yang sudah
sholat tapi sepertinya tetap masih belum bisa sepenuhnya jauh dari
kemunkaran.. Ya, bagaimana kemunkaran bakal menjauh secara total dari kita
kalau sholat kita saja belum total, masih jarang, masih bolong-bolong.
Kalopun teratur 5x sehari, sholatnya masih asal
sholat, asal memenuhi kewajiban, terburu-buru, tidak khusyu’. Dan lebih parah lagi
ketika sholat Jum’at, jangan sampai ya kita sholat Jum’at cuman untuk
eksistensi kita sebagai laki-laki, biar dibilang laki-laki sejati.. Benar kan? Ibarat
mandi tadi, cuman pengen tidak bau, bukan fokus ke pembersihan badan, jadi ya
dakinya tetap nempel di badan.
Jadi jelas, yang membuat sholat kita itu tidak ada
hasil adalah dari diri kita sendiri. Bukan dari sholatnya.
Tapi, ada yang bisa kita simpulkan. Mandi yang
asal-asalan memang belum sepenuhnya membersihkan kita dari bakteri. Tapi dengan
mulai menyiramkan air dan sabunan (walaupun masih asal sabunan) saya yakin
pasti ada beberapa bakteri ‘kelas teri’ yang berhasil kita gusur dari badan
kita.
Begitu juga dengan sholat. Kita yang sholatnya baru
‘sekedar’ sholat memang belum sepenuhnya bisa menjauh dari yang namanya
kemunkaran, tapi bukan berarti tidak ada sedikitpun kemunkaran yang tergusur.
Saya yakin dengan mulai melangkahkan kaki kita untuk mendirikan sholat,
walaupun belum sepenuhnya sempurna, pasti ada efek kok dari itu. Ya setidaknya
kemunkaran-kemunkaran yang sepele sudah bisa kita gusur dari diri kita.
Saya yakin, Allah itu Maha Mengapresiasi, Dia pasti
akan memberikan reward jika kita melaksanakan perintahnya. Tentunya kadar
apresiasi akan berbeda, sesuai dengan apa yang kita laksanakan. Sesuai dengan
firman Allah, “..Barangsiapa yang
mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat
(balasan)nya..” (QS. Al-Zalzalah: 7) Jadi kenapa kita mesti ragu untuk
mulai mendirikan sholat sekarang. Allah pasti memberi kita reward atas itu.
Tahu kan ‘upah nulis’? Dosen saja yang notabene
manusia tidak keberatan memberi mahasiswanya ‘upah nulis’ sebagai tambahan
nilai walaupun jawaban dari mahasiswanya tidak sepenuhnya benar, apalagi Allah yang
menciptakan dosen. Coba kita renungkan lagi ayat 7 dari surat al-Zalzalah
diatas, betapa baiknya Allah, walaupun seberat dzarah atau seukuran atom pun
perbuatan baik kita, Allah dengan sifat Pengasih-Nya akan membalasnya.
Lagi, karena tentunya aktifitas kita dalam sehari
itu bukan cuman mandi, ada yang ke kampus, ke kantor, berdagang di pasar, dan
kegiatan yang lain yang pastinya bisa membuat badan kita kotor lagi. Artinya
apa, setiap manusia yang hidup, dipastikan tidak akan pernah terlepas dari yang
namanya bakteri maupun kuman. Oleh karena itu, lazimnya kita mandi 2x sehari
agar peluang berkembangnnya bakteri di badan kita selalu tertutup.. Jadi, belum
sempat bakteri berkembang, sudah kita siram duluan dengan air.
Begitu juga dengan sholat. Memang sudah dasarnya
kita manusia ini tidak terlepas dari yang namanya lupa dan kesalahan.
Manusiawi. Dan oleh karena itu saya yakin Allah tidak asal mewajibkan kita
untuk sholat, tapi semata-mata untuk ‘kebersihan’ kita sendiri. Karena
perkembangan bakteri yang bernama kamunkaran itu jauh lebih cepat dibandingkan
dari bakteri-bakteri yang lain, tentu interval ‘mandi’nya juga jauh lebih
banyak dari mandi yang biasa, yaitu 5x sehari. Jadi, belum sempat bakteri
kemunkaran itu berkembang biak, sudah kita siram duluan dengan sholat, dengan
doa mohon ampun di setiap akhir sholat.
Lalu, bagaimana agar sholat kita benar-benar bisa
membersihkan kita dari bakteri kemunkaran? Ya tentu syarat dan rukun sholat
mesti terpenuhi. Mulai dari wudhu yag sempurna, tidak asal-asalan, niat ikhlas
karena Allah, dan rukun-rukun sholat dilakukan dengan penuh keseriusan..
Tapi, apakah sholat yang benar itu mesti lama? Tidak
juga. Ibarat mandi tadi, lama di kamar mandi itu tidak memberi jaminan kalo
mandi kita bersih. Tapi tentunya mandi maupun sholat yang benar dan bersih
tidak cepat dan terburu-buru.
Dan yang terakhir, mungkin sampai saat ini ‘mandi’
kita masih sering asal basahnya dibanding benar-benar bersihnya, tapi berani
mulai menyiramkan air dari sekarang itu lebih hebat dibandingkan tidak pernah
mencoba menyiramkan air sedikitpun ke
badan kita dengan banyak alasan yang dibuat-buat karena menurut saya dengan
sudah memberanikan menyiram diri kita dengan air pun itu sudah menunjukan
keinginan kita sudah untuk di track yang mengarah ke ‘kebersihan’, hanya
tinggal masalah waktu dan kemauan yang lebih keras lagi. Jadi, mari kita
ucapkan selamat ke diri masing-masing atas prestasi ini.
Well, sekarang sudah jelas kan pentingnya mandi.
Kalo begitu, mumpung belum terlambat, mari kita mulai berkomitmen pada diri
masing-masing untuk selalu menjaga badan dan jiwa kita dari bakteri yang biasa
dan bakteri yang luar biasa, bakteri kemunkaran. Dengan apa? Ya dengan mandi
yang biasa dan dengan mandi yang Bukan Mandi Biasa.
Sekian dulu ya, jangan lupa mandi hari ini.
Wassalam :)