Sunday, 26 May 2013

Bukan Mandi Biasa

Well, ngomong-ngomong tentang mandi, saya jadi dapat sedikit ‘pertanda’ dari kegiatan yang selalu kita kerjakan sebelum berangkat ke kampus ini.

Buat kita yang muslim yang sampai saat ini masih malas mendirikan kewajiban yang satu ini, semoga dengan menganalogikannya dengan mandi, perlahan tapi pasti kita akan sadar bahwa sebenarnya sholat itu memang benar-benar kebutuhan kita sebagai seorang muslim (bukan cuman  muslimulhakim, hehe)

Benarkah kebanyakan kita sering bertanya ke diri sendiri dengan pertanyaan seperti “Apa iya sholat itu bisa menjauhkan kita dari kemunkaran? Soalnya banyak tuh yang sudah sholat termasuk kita, tapi sepertinya tetap maksiatnya jalan..

Pertanyaan yang bagus, dan menganalogikannya dengan mandi saya rasa adalah pilihan yang tepat.. Karena pada dasarnya fungsi sholat itu ibarat mandi, tapi berbeda dengan mandi seperti kebanyakan, sholat itu Bukan Mandi (yang) Biasa.

Lalu apa hubungan mandi dengan sholat? Mandi dan sholat itu sama2 kebutuhan kita sebagai manusia, sebagai muslim (bukan cuman muslimulhakim).. Yang namanya kebutuhan, berarti kita ga bisa hidup tanpa hal itu, dalam hal ini sholat dan mandi.

Mungkin kita akan tahan beberapa hari tidak mandi, tapi karena memang ‘kodrat’ nya mandi itu adalah kebutuhan kita, suatu saat nanti pasti kita akan mandi juga. Dan saya yakin, begitu juga dengan sholat. Tapi kalo kita bisa mulai membersihkan badan kita dari sekarang, kenapa mesti menunggu bakteri dan daki numpuk dulu baru kita mandi, bukan?


 sumber gambar: www.savingenergy.co.za
 


Secara umum, kita semua pasti tahu fungsi dan manfaat dari mandi. Ya, mandi dapat membersihkan badan kita dari bakteri, menjauhkan kita dari masalah bau badan salah satunya.

Sholat pun begitu, bisa membersihkan diri kita ini dari hal2 yang tidak baik, dari hal2 yang keji dan munkar.. Seperti firman Allah berikut, “Sesungguhnya sholat mencegah perbuatan keji dan munkar.  (QS. Al Ankabut 45)

Jadi buat kita yang sering bilang “..saya bukannya tidak mau sholat, tapi belum siap, soalnya saya masih banyak dosanya, belum bener..” sebenarnya sama saja dengan bilang “..saya  bukannya tidak mau mandi, tapi belum siap, soalnya badan saya masih kotor, masih banyak DAKI, belum bersih..

Coba lihat lagi ayat 45 dari surat al-Ankabut diatas.. Disitu ada sebab – akibat, sholat sebagai sebab dan terhindar dari kemunkaran adalah akibat, jadi jelas kita itu mesti sholat dulu baru bisa bener, bukan nunggu bener dulu baru sholat. Logikanya, bagaimana badan kita bisa bersih kalau kita tidak mandi?

Atau masih banyak juga dari kita yang sering bilang, “..Menunggu hidayah datang..” Menunggu hidayah? Beneran menunggu hidayah? Sebenarnya yang kita anggap sebagai hidayah itu seperti apa?

Coba deh kalo kita mau berpikir lebih lagi. Apa adzan 5x sehari yang kita dengar itu bukan hidayah? Apa twit di TL kita yang tahu-tahu ngetwit tentang sholat seperti ”..Selamat menunaikan sholat maghrib..”, itu bukan hidayah? Apa ajakan kawan-kawan kita secara langsung maupun tak langsung buat sholat berjamaah itu bukan hidayah?

Hidayah itu ibarat tamu (menurut saya). Walaupun tamu sudah berdiri di depan pintu rumah kita, ngetok pintu rumah kita, tapi kalo tidak kita bukakan pintu, sampai kapanpun tamu itu tidak akan bisa masuk ke rumah kita.

Juga dengan hidayah, sebenarnya hidayah itu sudah mengetok pintu hati kita mulai dari bentuk azan yang kita dengar maupun ajakan dari kawan-kawan kita. Tinggal kita yang mau tidaknya membuka hati dan mempersilahkan mereka masuk.

Sudah beres membahas tentang hidayah, sekarang kita balik lagi ke mandi. Lalu, apakah dengan mandi, badan kita jadi langsung bersih? Tidak  juga. Bagaimana badan bisa bersih kalo mandinya juga masih jarang, kalopun teratur mandinya juga cuman asal basah, asal sabunan, mandinya tidak ‘khusyu’..

Tentu ada tata caranya agar mandi kita benar-benar bisa membuat badan kita bersih secara keseluruhan. Satu,  at least kamar mandinya musti bersih. Kedua, ‘rukun-rukun’ mandi juga mesti dikerjakan dengan benar. Misal, sabunannya benar-benar sabunan, tujuan sabunannya memang untuk membersihkan badan, bukan asal bikin badan wangi, percuma badan wangi, kalo wanginya cuman wangi sabun, pas kulit digosok-gosok sehabis mandi eh daki tetap ada.

Begitu pun sholat, banyak dari kita yang sudah sholat tapi sepertinya tetap masih belum bisa sepenuhnya jauh dari kemunkaran.. Ya, bagaimana kemunkaran bakal menjauh secara total dari kita kalau sholat kita saja belum total, masih jarang, masih bolong-bolong.

Kalopun teratur 5x sehari, sholatnya masih asal sholat, asal memenuhi kewajiban, terburu-buru, tidak khusyu’. Dan lebih parah lagi ketika sholat Jum’at, jangan sampai ya kita sholat Jum’at cuman untuk eksistensi kita sebagai laki-laki, biar dibilang laki-laki sejati.. Benar kan? Ibarat mandi tadi, cuman pengen tidak bau, bukan fokus ke pembersihan badan, jadi ya dakinya tetap nempel di badan.

Jadi jelas, yang membuat sholat kita itu tidak ada hasil adalah dari diri kita sendiri. Bukan dari sholatnya.

Tapi, ada yang bisa kita simpulkan. Mandi yang asal-asalan memang belum sepenuhnya membersihkan kita dari bakteri. Tapi dengan mulai menyiramkan air dan sabunan (walaupun masih asal sabunan) saya yakin pasti ada beberapa bakteri ‘kelas teri’ yang berhasil kita gusur dari badan kita.

Begitu juga dengan sholat. Kita yang sholatnya baru ‘sekedar’ sholat memang belum sepenuhnya bisa menjauh dari yang namanya kemunkaran, tapi bukan berarti tidak ada sedikitpun kemunkaran yang tergusur. Saya yakin dengan mulai melangkahkan kaki kita untuk mendirikan sholat, walaupun belum sepenuhnya sempurna, pasti ada efek kok dari itu. Ya setidaknya kemunkaran-kemunkaran yang sepele sudah bisa kita gusur dari diri kita.

Saya yakin, Allah itu Maha Mengapresiasi, Dia pasti akan memberikan reward jika kita melaksanakan perintahnya. Tentunya kadar apresiasi akan berbeda, sesuai dengan apa yang kita laksanakan. Sesuai dengan firman Allah, “..Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya..” (QS. Al-Zalzalah: 7) Jadi kenapa kita mesti ragu untuk mulai mendirikan sholat sekarang. Allah pasti memberi kita reward atas itu.

Tahu kan ‘upah nulis’? Dosen saja yang notabene manusia tidak keberatan memberi mahasiswanya ‘upah nulis’ sebagai tambahan nilai walaupun jawaban dari mahasiswanya tidak sepenuhnya benar, apalagi Allah yang menciptakan dosen. Coba kita renungkan lagi ayat 7 dari surat al-Zalzalah diatas, betapa baiknya Allah, walaupun seberat dzarah atau seukuran atom pun perbuatan baik kita, Allah dengan sifat Pengasih-Nya akan membalasnya.

Lagi, karena tentunya aktifitas kita dalam sehari itu bukan cuman mandi, ada yang ke kampus, ke kantor, berdagang di pasar, dan kegiatan yang lain yang pastinya bisa membuat badan kita kotor lagi. Artinya apa, setiap manusia yang hidup, dipastikan tidak akan pernah terlepas dari yang namanya bakteri maupun kuman. Oleh karena itu, lazimnya kita mandi 2x sehari agar peluang berkembangnnya bakteri di badan kita selalu tertutup.. Jadi, belum sempat bakteri berkembang, sudah kita siram duluan dengan air.

Begitu juga dengan sholat. Memang sudah dasarnya kita manusia ini tidak terlepas dari yang namanya lupa dan kesalahan. Manusiawi. Dan oleh karena itu saya yakin Allah tidak asal mewajibkan kita untuk sholat, tapi semata-mata untuk ‘kebersihan’ kita sendiri. Karena perkembangan bakteri yang bernama kamunkaran itu jauh lebih cepat dibandingkan dari bakteri-bakteri yang lain, tentu interval ‘mandi’nya juga jauh lebih banyak dari mandi yang biasa, yaitu 5x sehari. Jadi, belum sempat bakteri kemunkaran itu berkembang biak, sudah kita siram duluan dengan sholat, dengan doa mohon ampun di setiap akhir sholat.

Lalu, bagaimana agar sholat kita benar-benar bisa membersihkan kita dari bakteri kemunkaran? Ya tentu syarat dan rukun sholat mesti terpenuhi. Mulai dari wudhu yag sempurna, tidak asal-asalan, niat ikhlas karena Allah, dan rukun-rukun sholat dilakukan dengan penuh keseriusan..

Tapi, apakah sholat yang benar itu mesti lama? Tidak juga. Ibarat mandi tadi, lama di kamar mandi itu tidak memberi jaminan kalo mandi kita bersih. Tapi tentunya mandi maupun sholat yang benar dan bersih tidak cepat dan terburu-buru.

Dan yang terakhir, mungkin sampai saat ini ‘mandi’ kita masih sering asal basahnya dibanding benar-benar bersihnya, tapi berani mulai menyiramkan air dari sekarang itu lebih hebat dibandingkan tidak pernah mencoba menyiramkan air  sedikitpun ke badan kita dengan banyak alasan yang dibuat-buat karena menurut saya dengan sudah memberanikan menyiram diri kita dengan air pun itu sudah menunjukan keinginan kita sudah untuk di track yang mengarah ke ‘kebersihan’, hanya tinggal masalah waktu dan kemauan yang lebih keras lagi. Jadi, mari kita ucapkan selamat ke diri masing-masing atas prestasi ini.

Well, sekarang sudah jelas kan pentingnya mandi. Kalo begitu, mumpung belum terlambat, mari kita mulai berkomitmen pada diri masing-masing untuk selalu menjaga badan dan jiwa kita dari bakteri yang biasa dan bakteri yang luar biasa, bakteri kemunkaran. Dengan apa? Ya dengan mandi yang biasa dan dengan mandi yang Bukan Mandi Biasa.

Sekian dulu ya, jangan lupa mandi hari ini.
Wassalam :)