Saturday, 16 November 2013

Sholat Lagi (Sholat Jum'at Itu Ganteng?)



Hampir, oh bukan hampir lagi, tapi sepertinya memang setiap jum’at saya selalu melihat pemandangan yang nyaris sama di TL. Walaupun hanya 4-5 twit saja. Tapi sebelumnya tolong jangan terlalu dianggap serius ya bagian ini. Bisa jadi ini memang bukan satu hal yang terlalu serius untuk “diperdebatkan”, tapi tampaknya juga bukan sesuatu pernyataan yang tepat juga kalo laki-laki yang sholat jum’at itu ganteng.

Kenapa? Ya karena sholat Jum’at itu sudah jadi kewajibannya laki-laki. Setiap laki-laki harus mengerjakan/ mendirikannya. Ibarat mahasiswa yang bayar uang smesteran. Nothing special, kan? Toh memang sudah jadi kewajibannya. Yap, kewajiban.

Kewajiban, kata dasarnya adalah wajib yang memiliki arti sudah semestinya, harus. Didalam Ahkamul Khamsah atau lima hukum dalam Islam, wajib adalah suatu perbuatan yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan mendapatkan dosa. Sedangkan kewajiban, menurut KBBI memiliki arti sesuatu yang harus dilaksanakan; keharusan.

Karena sholat Jum’at hukumnya wajib, seperti sholat lima waktu yang lain, jadi apa yang bisa dibanggain kalo kita ke masjid buat sholat Jum’at? Wong sudah jadi keharusan. Nah, mungkin yang ‘biasa’ (baca: kewajiban) itu bisa jadi luar biasa kalo kita juga mengajak orang-orang buat sholat (adzan).




Saya sempat iseng searching di twitter “laki sholat itu ganteng”, dan faktanya masih banyak twit yang ‘normal’ kok soal sholat Jum’at ini. Seperti:

@AbellPermana : Sholat Jum'at itu kewajiban buat kaum laki bukannya biar ganteng, kalo masalah ganteng mah gue udah dari lahir~ | << tuh, mas bro yang satu ini malah sudah ganteng dari lahir

@amaliyah_r :  Kl hr jum'at banyak yg update status mengajak laki-laki muslim untuk sholat jum'at biar 'ganteng'.. Lha itu masjid apa salon sih? (#_#") | << masuk akal, mba. Hehe.

@januabdillah : Sholat jum'at itu sdh kewajiban buat umat laki-laki biar nambah pahala, bkn nya sholat jum'at biar nambah ganteng! Kga ada itu istilah gtu!! | << haduh, serem masbro yang satu ini. Sudah kayak mie instant, tanda serunya duuuaaa. Hehe..

@missfynx : Sesungguhnya sholat Jum'at & kegantengan laki" itu ga ada hubungannya. Cungguh! Tukang ojek komplek jg pada jum'atan & mereka ga +ganteng. | << haha kalo yang ini terlalu jujur deh.

{buat pemilik akun diatas, saya mohon izin share twitnya ya)
-------------------------------------------------------------------------------------

Dari Abu Hurairah RA, Ia berkata : “Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya yang pertama kali akan dihisab dari amal perbuatan pada manusia pada hari kiamat adalah sholatnya.”

Mungkin ini tulisan saya yang ketiga atau keempat soal sholat. Bagi saya pribadi, sholat itu adalah bentuk komitmen kita kepada Tuhan. Sholat itu konsekuensi dari suatu pilihan kita. Pilihan untuk menjadi seorang Muslim, Sholat itu adalah bukti pengabdian kita, bukti pengakuan kita bahwa Tuhan itu satu, yaitu Allah.

Kita butuh biaya yang tidak sedikit dan kondisi fisik yang baik untuk bisa menunaikan ibadah haji. Kita baru diwajibkan berzakat hanya ketika harta kita sudah memenuhi jumlah tertentu dan telah mencapai satu tahun. Bagaimana dengan puasa Ramadhan? Kita tidak diwajibkan apabila kita sedang sakit atau dalam perjalanan yang jauh, dan bisa menggantinya di hari lain. Lalu sholat? Entah harta kita tidak banyak, kondisi badan sedang sakit, atau sedang dalam perjalanan yang jauh, sholat tetap wajib didirikan. Tidak ada air untuk wudhu? Tinggal tayamum. Apapun hambatannya, sholat wajib didirikan.

Dan di akhir tulisan ini, saya ingin berbagi satu quote sederhana tapi berisi yang saya dapat dari salah satu scene di film Mama Cake. Scene dimana Rio yang diperankan Arie Dagienkz sedang mengobrol ringan di musholah dengan Fajar Umbara yang di film ini berperan seperti malaikat. Kenapa saya sebut malaikat? Karena disini Fajar Umbara suka sekali datang tiba-tiba.

Rio bertanya kepada si ‘malaikat’, “Terus, kenapa lu sholat?”. Lalu dijawab oleh Fajar Umbara alias si ‘malaikat’, “Logikanya sih, di agama gw, orang yang paling deket dengan Tuhan, ngelakuin sholat. Nah, gw sebagai pengikut-Nya, ya gw ngelakuin sholat.

Oke, sampai sini dulu. Semoga bermanfaat. Wassalam :)

Tuesday, 5 November 2013

Saling Mengalahkan

Di rental PS 3..
Saya dan kawan saya, Luthfi,  masih fokus ke layar TV dengan tangan memegang joystick. Skor masih imbang 2-2 dan pertandingan masih di menit ke-80.

Menjelang pertandingan selesai, tiba-tiba Luthfi mendapat peluang emas. Berhasil bebas dari jebakan off-side, Lutfi mengontrol pemainnya menuju ke arah gawang tim saya. Berhadapan 1 lawan 1 dengan penjaga gawang. 90% bisa gol. Dan jika gol, bisa dipastikan dia yang memenangkan game kali ini karena sudah tidak ada waktu bagi saya untuk mengejar ketertinggalan selisih gol.

Karena saya tidak mau kalah, saya mengontrol pemain saya mendekati pemain si Luthfi. Dan ketika kemenangan akan berpihak dengannya, saya jatuhkan pemainnya dengan men-tackle dari belakang tepat didepan kotak penalti. Pemain saya mendapatkan kartu merah memang. Tapi apalah artinya 11 pemain melawan 10 pemain disaat pertandingan akan berakhir dalam hitungan detik. Hehe. Luthfi mendapatkan tendangan bebas dan dia gagal menkonversikan peluang itu menjadi gol. Satu game akhirnya selesai. Skor pun tetap imbang 2-2, saya merasa menang karena berhasil menggagalkan kemenangannya. Saya tertawa, Luthfi..................................................mengumpat.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ketika kita ingin berhasil di ujian saringan masuk ke universitas, ada ribuan peserta lainnya yang juga ingin berhasil di dalam ujian.

Ketika kita ingin bergabung ke perusahaan-perusahaan besar, ada puluhan bahkan ratusan calon karyawan lainnya yang juga ingin bergabung dan berkarir di perusahaan-perusahaan tersebut.

Ketika saat ini sistem transportasi belum begitu baik, kita pun harus bersaing dengan banyak penumpang yang lain agar bisa mendapatkan kursi.

Ketika kita sedang mengejar jadwal ujian skripsi yang paling dekat pun, terkadang kita harus saling beradu pendapat dulu dengan dosen skripsi soal kesiapan kita menghadapi ujian.

Dan masih banyak lagi persaingan-persaingan yang kita hadapi di dalam hidup ini.


Oleh karena itu, bagi saya pribadi, hidup itu adalah sebuah kompetisi. Karena bukan hanya kita sendiri yang ingin berhasil. Dalam hal apapun, tidak melulu soal finansial. Dan Satu hal yang selalu ‘bergandengan’ dengan kompetisi adalah saling mengalahkan. Mungkin kata ‘saling mengalahkan’ sedikit kurang enak dibaca. Tapi mau bagaimana lagi. Memenangkan sebuah kompetisi berarti mengalahkan kompetitor kita.

Dalam sebuah kompetisi, saling mengalahkan adalah hal yang wajar. Hanya saja yang membuat saling mengalahkan terlihat kurang enak adalah cara yang dilakukan untuk mengalahkan kompetitor.

Untuk menjadi seorang juara, bertarunglah satu ronde lagi.” – James Corbett

Kita bisa mengalahkan kompetitor kita dengan bergerak lebih banyak, melangkah lebih jauh, berlari lebih cepat tanpa harus merusak image-nya, tanpa harus menghambat langkahnya, tanpa harus mengagagalkan kemenangannya dengan men-tackle dari belakang. Hehe.

Go the extra mile, tanpa harus menjatuhkan kompetitor kita. Lalu, apakah saling mengalahkan masih terlihat kurang enak untuk dilakukan?